JAKARTA, (IslamToday ID) – Membatasi keluar rumah dan menghindari kerumunan orang bisa jadi adalah solusi terbaik untuk mencegah terjangkitnya virus corona.
Para pakar kesehatan menganjurkan perlunya social distancing sebagai tindakan pengendalian infeksi untuk menghentikan atau memperlambat penyebaran penyakit menular. Presiden Jokowi juga telah menginstruksikan hal serupa yakni social distancing (menjaga jarak sosial) untuk mencegah meluasnya corona.
Mantan Menteri Kesehatan dr Nafsiah Mboi mengatakan social distancing harus dilakukan dengan melibatkan pemerintah daerah, mulai dari Dinas Kesehatan setempat hingga puskesmas. Tujuannya untuk menyosialisasikan mengenai pencegahan virus corona hingga ke akar rumput.
“Kalau masyarakat sudah mengerti apa yang harus dia lakukan sampai ke akar rumput, saya kira itu akan banyak sekali dampaknya. Sebelum lockdown dan sebagainya,” ujarnya, Minggu (15/3/2020).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh dr Panji Hadisoemarto, lulusan Harvard T.H.Chan School of Public Health dan Dosen Departemen Kesehatan Publik dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad). Menurutnya, saat ini yang lebih penting dilakukan adalah social distancing dibanding lockdown.
“Saya tidak bisa menjawab dengan pasti (kapan harus dilakukan social distancing), tapi satu jawaban tentatif yang selalu saya berikan adalah the sooner the better (semakin cepat semakin baik),” ujarnya dalam sebuah tulisan.
Panji menyebut saat ini adalah masa yang penuh ketidakpastian. “Kita tidak punya data, sebuas apa virus ini di indonesia. Tapi kalau kita lihat apa yang sudah terjadi di negara-negara lain, China, Italia, Jerman, dan negara-negara lain, kita bisa cukup percaya diri menyimpulkan (bahwa) Indonesia tidak akan terlalu berbeda,” jelasnya.
Social distancing sendiri memiliki skala yang luas. Social distancing bisa dilakukan secara pribadi dengan menghindari keramaian atau orang yang sedang sakit. Atau dilakukan oleh pemerintah dan otoritas dengan memberlakukan kebijakan untuk tidak ke kantor dan berkerumun.
Ahli epidemiologi UC San Francisco, Jeff Martin MD MPH dalam tulisannya menjelaskan, social distancing adalah kunci hidup untuk beberapa waktu ke depan.
Ia menganjurkan untuk menghindari kontak dekat dengan orang lain untuk menghindari penangkapan virus dan untuk menghindari menularkannya. Social distancing juga meliputi tindakan pencegahan lingkungan seperti mendisinfeksi permukaan yang sering disentuh yang mungkin menularkan virus.
“Bagi orang muda, pergi ke restoran atau gym tidak masalah. Asal, bersihkan permukaan alat yang dipakai (baik alat makan dan peralatan gym) dengan disinfektan,” kata Martin.
Sejumlah kepala daerah di Indonesia juga sudah mengambil kebijakan dengan membatasi aktivitas di luar rumah seperti meliburkan sekolah, bekerja dari rumah via online, hingga membatalkan kegiatan-kegiatan yang banyak mendatangkan massa.
Presiden Jokowi juga menyatakan salah satu langkah yang harus diambil untuk mencegah penyebaran virus corona adalah menjaga jarak antar satu dengan yang lain (social distancing). “Yang paling penting social distancing, bagaimana kita menjaga jarak,” ujarnya, Minggu (15/3/2020).
#DiamDiRumahCuk
Dengan langkah social distancing ini, Jokowi mengingatkan warga agar lebih banyak berdiam di rumah dan mengurangi kegiatan di luar terutama di keramaian. Artinya bekerja dari rumah, belajar dari rumah, serta beribadah di rumah. “Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, beribadah di rumah,” jelas Jokowi.
Mengenai negara-negara yang telah melakukan lockdown, Jokowi menyampaikan bahwa negara-negara itu sebelumnya telah melakukan konsultasi dan menyesuaikan dengan kondisi negara masing-masing.
“Kita melihat beberapa negara yang mengalami penyebaran lebih awal dari kita, ada yang melakukan lockdown dengan segala konsekuensi yang menyertainya. Namun, ada juga negara yang tidak melakukan lockdown, tetapi melakukan langkah dan kebijakan yang tepat untuk menghambat penyebaran Covid-19,” ujar Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak seluruh rakyat bekerja sama, saling tolong menolong, bersatu padu, bergotong-royong menangani wabah ini. “Kita ingin ini menjadi gerakan masyarakat, agar masalah Covid-19, tertangani dengan maksimal,” katanya.
Di dunia maya, ramai tagar #DiamDiRumahCuk melalui kanal situs diamdirumahcuk.com sebagai bentuk dukungan untuk masyarakat melakukan social distancing.
Hal itu mengingat penyebaran virus Corona yang kian mengkhawatirkan. Tercatat sampai dengan Minggu (15/3/2020), jumlah pasien positif corona di Indonesia mencapai 117 kasus.
Gerakan #DiamDiRumahCuk mengajak masyarakat mengarantina secara mandiri untuk melindungi diri dari penyebaran corona yang mematikan. Dalam anjurannya, gerakan ini meminta agar masyarakat sementara waktu menjauhi keramaian dan lebih cermat saat memilih kegiatan di luar ruangan.
“Enggak usah keluar rumah kecuali beneran kepepet pake banget. Neng omah ae, Cuk,” tulis imbauan gerakan tersebut. Gerakan ini kemudian memberikan panduan umum bagi mereka yang mau ikut serta dalam mengambil tindakan karantina secara mandiri.
Sama seperti yang telah diimbau oleh Dinas Kesehatan, imbauan tidak panik namun tetap waspada menjadi yang paling ditekankan.
Poin selanjutnya menjaga kebersihan dengan sering mencuci tangan dengan sabun dan menjaga etika saat batuk atau bersin serta menghindari kontak fisik secara langsung seperti bersalaman dan berciuman.
“Kalau Anda masih sayang sama diri sendiri, dan pacar/suami/istri/anak/ bapak/ibu/dan lain-lain, lakukan hal ini dan bagikan juga ke teman dan keluarga. Bilangin kepada mereka #DiamDiRumahCuk,” demikian imbauan gerakan tersebut. (wip)
Sumber: Rmol.id, Republika.co.id, Detik.com