IslamToday ID –Unjukrasa berujung anarkis terjadi di Kantor Imigrasi Kelas IA, Kendari Sulawesi Tenggara., Rabu (18/3/2020). Massa menuntut Kepala Kantor Imingrasi Kelas 1A Kendari dicopot, lantaran membiarkan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China masuk ditengah bencana corona virus.
Siapa bertanggungjawab
Sebelumnya, sebanyak 49 Tenaga Keja Asing (TKA) asal China mendarat di Bandara Haluoleo, Kendari, Sabtu kemarin (14/3/2020). Mendaratnya puluhan TKA asal china ini terungkap dari video yang diunggah warga.
Keberadaan TKA asing china itu menyebabkan masyrakat resah, sebab china merupakan titik awal penyebaran corona virus (covid-19. Ironisnya, kedatangan TKA Asal china ini seolah mendapat perlakuakn istimewa.
Kapolda Sulawesi Tenggara, Brigjen Pol. Merdisyam, seolah menutupi peristiwa ini. Ia mengatakan jumlah TKA asal China hanya berjumlah 40 orangIa juga menampik jika puluhan TKA itu orang baru. Mereka datang dari Jakarta, bukan dari China.
“Selama ini mereka memang tidak kembali ke China. Jadi para TKA tersebut dari Jakarta, mengurus izin kerja dan memperpanjang kontrak di Jakarta, akan kembali ke tempat smelter melalui Bandara Haluoleo Kendari,” kata Kapolda Sultra, Brigjen Pol. Merdisyam (16/3/20)
Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan fakta yang ditemukan Kepala Kanwil Kemenkumham Sulawesi Tenggara, Sofyan. Ia mengungkapkan, bahwa jumlah TKA asal China itu berjumlah 49 orang. Rombongan TKA asal China tersebut belum mengalami proses karantina di Indonesia. Mereka hanya mengantongi surat pemeriksaan dari Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno Hatta.
Dari hasil penyelidikan, 49 TKA asal China itu berasal dari Provinsi Henan, China. Puluhan TKA tersebut telah menjalani masa karantina di Thailand selama 14 hari.
“Berdasarkan cap tanda masuk imigrasi Thailand yang tertera pada paspor mereka tiba di Thailand, pada 29 Februari 2020, tapi mereka juga telah dibekali dengan hasil medical certificate atau surat kesehatan, dari pemerintah Thailand,” tutur Sofyan.
Polisi untuk Siapa
Dengan dalih meresahkan, Kapolda melalui tim Satuan Cyber Crime Polda Sulawesi Tenggara menangkap Hardiono (39) . Ia adalah orang yang berhasil merekam dan mengunggah video kedatangan 49 TKA asal China di Bandara Haluoleo, Kendari, Sabtu (14/3/2020). Kapolda juga mengancam orang yang menyebarluaskan video tersebut dengan jerat hukum Undang Undang ITE.
Kabar ini ternyata sampai ke telinga, Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi. Ia meminta agar Hardiono dibebaskan. Menurutnya, video yang diunggah tersebut sangat informatif dan berguna. Gubernur Ali Mazi juga berterima atas diunggahnya video tersebut, terlebih bencana corona virus sedang melanda Indonesia.
“Saya minta kepada kapolda dibebaskan, ini sama pemberian informasi” kata Gubernur Sultra, Ali Mazi.
Ali Mazi juga khawatir dengan masuknya 49 TKA asal China itu. Mereka datang ke Indonesia ketika pemerintah Indonesia tengah menangani penyebaran virus corona. Oleh karenanya para TKA yang akan bekerja di smelter nikel di Konawe ini harus masuk dalam karantina di Kendari terlebih dahulu.
“Saya sudah turunkan langsung Dinas Kesehatan (Dinkes) Sultra dan RSUD Bahteramas mereka memang ada tim gugus sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 7,” ucapnya.
Seriuskah Pemerintah
Terungkapnya kedatangan TKA asal Cina tersebut turut mendapat reaksi Ombusdman. Komisioner Ombudsman Laode Ida mengecam tindakan pemerintah yang mengizinkan TKA asal China masuk ke Indonesia. Menurutnya pemerintah Indonesia terkesan tidak peduli terhadap keselamatan rakyatnya karena telah membiarkan para TKA asal China itu masuk. Dia menyayangkan sikap pemerintah tersebut, padahal banyak negara yang melarang warga China masuk, karena China saat ini menjadi episentrum Corona.
“Sebaliknya Indonesia malah masih tetap beri karpet merah untuk para buruh asing dari Cina. Ini, sekali lagi, sangat aneh,” kata Laode dalam keterangan tertulisnya, (16/03/2020).
Laode juga menyayangkan sikap Polda Sulawesi Tenggara yang menangkap perekam dan pengunggah video. Padahal peristiwa dalam video yang diunggah tersebut adalah fakta yang sangat penting.
Sementara itu, anggota Komisi IX DPR, Saleh Partaonan Daulay, meminta pemerintah memberikan klarifikasi. Sebab, pemerintah sebelumnya mengaku telah memutus jalur penerbangan ke China sejak 5 Februari 2020 lalu.
“Jangan sampai penerbangannya yang langsung diputus, tetapi penerbangan (asal Tiongkok) yang transit dari mana-mana itu masih tetap masuk ke Indonesia. Itu harus diklarifikasi secara benar,” ujar Saleh. (16/3/20)
Dengan terungkapnya peristiwa ini,Saleh meminta agar pemerintah serius menyetop masuknya WNA ke Indonesia, terutama dari China. Ia juga meminta Kementerian Ketenagakerjaan memastikan TKA asal China yang terlanjur datang itu.
“Jika nanti memang ditemukan dugaan tadi 49 orang (TKA) dari China masuk ke Indonesia, baru-baru ini setelah berkembangnya virus Corona, saya berharap pemerintah bisa menjatuhkan sanksi yang tegas sesuai aturan yang berlaku,” pinta Saleh.
Saleh menambahkan, para TKA asal China tersebut harus di observasi dan diisolasi terlebih dahulu. Bahkan jika diperlukan, dikarantina di satu pulau untuk memastikan mereka bersih dari corona virus. Alternatif lainnya, mereka dipulangkan ke negara asalnya hingga situasi dunia bebas dari corona virus.
Penulis: Kukuh Subekti
Editor: Arief Setiyanto