(IslamToday ID) — Kabar duka datang dari Kabupaten Tangerang. Seorang wartawan bernisial WD meninggal setelah ditolak oleh 5 rumah sakit. Sebelumnya WD menunjukan gejala terpapar corona virus (Covid-19).
Kisah memilukan ini diungkapkan DR, Istri wartawan tersebut. Seperti dilansir BBC Indonesia, Selasa (31/3/2020). Awalnya, mereka berdua mengalami flu dan tenggorokan merasa sakit. Selain itu, mereka merasa badannya sangat lemas, lalu mereka mengunjungi klinik kesehatan dekat rumah.
Suaminya (WD) mengalami batuk terus-menerus pada Jumat subuh, (20/03/2020) Kemudian, sekitar pukul tujuh pagi, ia dan suami menuju ke RS Sari Asih di Tangerang Selatan. Setelah dokter melakukan pemeriksaan darah dan rontgen, hasilnya WD menunjukkan gejala Covid-19.
Merekapun disarankan untuk berobat ke RS rujukan pemerintah. Kemudian, DR sempat bertanya, kenapa suaminya tidak dirawat dirumah sakit tersebut. Namun pihak rumah sakit beralasan tidak ada penanganan covid-19.
“Kenapa tidak bisa di sini (dirawat)? Tidak bisa karena tidak ada penanganan Covid yang harus di RS rujukan,” tutur perempuan berinisial DR tersebut.
Demi menyelamatkan nyawa, mereka berdua bergegas ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Di rumah sakit itu DR mengungkapkan bahwa ia sudah menjalani pemeriksaan di RS sebelumnya. Hasil lab juga ditunjukannya kepada pihak RSPAD Gatot Subroto.
“Lalu mereka bilang tidak bisa karena sudah penuh. Lalu saya tanya ke mana? Dijawab, silahkan cari rumah rujukan lain,” tuturnya.
DR terus mencari rumah sakit lain. Tubuh suaminya pun semakin lemah. Akhirnya mereka tiba di RSPI Sulianti Saroso jam, tiga sore. Namun jawaban rumah sakit pun sama, seperti yang ia dengar di RSPAD Gatot Subroto.
Lalu, DR pun membawa suaminya ke RSUD Kabupaten Tangerang. Suaminya langsung masuk ruang isolasi. Menurut penuturan DR, suaminya hanya diperiksa suhu badan, dan diminta duduk dikursi. DR berulang kali bertanya kepada pihak rumah sakit, namun dijawab sama, dokter spesialis paru di RSUD tersebut belum bisa menjawab telepon atau WA.
Lantaran tidak ada kejelasan sekitar lima setengah jam. Akhirnya DR membawa suaminya ke RS Eka di Tangerang Selatan. Namun naas, suaminya meninggal keesokan harinya.
Kini DR menjalani karantina di salah satu RS rujukan itu. Ia sangat sedih atas apa dialami oleh suaminya. Ia pun meminta pemerintah untuk lebih tegas dan jelas mengenai alur rujukan ke rumah sakit.
“Mungkin sepenuh-penuhnya RS, apapun itu, ya pertolongan pertama musti diberikan. Saya sudah mohon-mohon kasih pertolongan pertama dulu, namun ditolak,” ujarnya.
“Banyak orang seperti kami ditolak di beberapa kali rumah sakit rujukan padahal posisinya sedang terpapar virus, dan hitungan menit pemburukannya. Bayangkan tidak bisa bernapas,” pungkas DR.
Hingga berita ini diturunkan belum ada belum ada tanggapan dari RSPAD Gatot Subroto dan RSPI Sulianto Saroso.
Penulis: Arief Setiyanto
Redaktur: Tori Nuariza