(IslamToday ID) — Fastabiqul Khairat, petikan ayat dalam Surat Al Baqarah Ayat 148 dan Surah Al Maidah Ayat 48 ini tampaknya telah meresap dalam sanubari rakyat Indonesia. Di tengah musibah wabah corona virus (COVID-19), semua berlomba lomba dalam kebaikan.
Berbagai upaya dilakukan untuk meringankan beban, baik itu dilakukan perorangan maupun lembaga filantropi. Ada yang memberikan bantuan makanan, masker, Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis dan lain sebagainya. Mari kita simak kisah mereka, yang terus berbagi ditengah musibah.
Dilansir republika.co.id, kisah terpuji pertama dilakukan oleh Ubaidilah, pemilik rumah makan Soto Seger Boyolali (SSB) Hj. Amanah. Sejak pemerintah meminta masyarakat untuk mengurangi aktifitas keluar rumah, para pelaku usaha terdampak. Omset mereka turun, termasuk usaha yang dilakoni Ubaidilah.
Alih-alih berkecil hati, ia justru membagikan 500 porsi soto gratis untuk masyarakat sekitar, sejak 26 Maret 2020 kemarin. Program 500 porsi gratis ini dilakukan oleh cabang SSB Hj. Amanah di cabang Lebak Bulus dan Pamulang.
“Memang secara penjualan dengan kondisi begini (wabah covid-19) semua turun, yang namanya restoran kena imbas. Tapi buat saya ini obatnya, berbagi dan berbagi optimisme,” pungkas Ubaidilah, Senin (30/3) dikutip dari republika
Ia juga membuka sistem hantaran bagi masyarakat yang ingin makan di rumah. Ia berharap masih bisa membantu masyarakat yang ingin memesan makanan. Masyarakat yang ingin mendapatkan soto gratis ini bisa menghubungi 081357371715 SSB Pamulang dan 08118956560 SSB Lebak Bulus.
Di tempat terpisah, tingginya kebutuhan alat pelindung diri (APD) bagi tenaga medis dan para medis menggerakkan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Prof Fathul Wahid, bersama istri, dan kedua anaknya membuat pelindung wajah. Pelindung Wajah ini ia namai Tim57, karena dibuat di Jalan Timoho 5 Nomor 7.
Disela kesibukan bekerja dan belajar dari rumah, dalam lima jam mereka mampu memproduksi 35 unit pelindung wajah. Pelindung wajah Tim57 buatannya siap untuk diberikan ke tiga rumah sakit, yakni RS JIH dan akan dibagi ke RS PDHI dan RS milik UII jika memungkinkan.
“Insya Allah, besok dapat didistribusikan 100-an,” tukas Fathul Wahid, kemarin.
Guru besar Bidang Ilmu Sistem Informasi UII itu menegaskan pelindung wajah berbahan mika yang ia produksi tidak diperjual belikan.
Aksi terpuji berbasis masyarakat juga dilakukan, sejumlah pemuda RW 019, Kelurahan Serua, Ciputat. Melakukan penyemprotan disinfektan secara swadaya. Selain menyasar permukiman warga, mereka juga melakukan penyemprotan di tempat ibadah, sekolah, dan pusat keramaian di lingkungan perumahan Vila Dago Tol, Tangsel.
Di Jakarta, selama wabah corona berlangsung, Pemuda Dewan Masjid Indonesia (PDMI) aktif mengirim paket madu dan telur. Paket tersebut diberikan kepada para petugas medis di banyak rumah sakit di Jakarta para petugas di rumah-rumah ibadah terutama masjid.
Ketua PDMI, Arief Rosyid, berharap umat Islam pada khususnya bisa belajar untuk lebih waspada setelah adanya kasus terinfeksi COVID19 di rumah ibadah. Oleh sebab itu, umat Islam harus memperhatikan kebersihan diri, lingkungan, dan masjid.
Aksi Cepat Tanggap (ACT) juga mencatat, sebanyak 254.086 jiwa telah merasakan manfaat dari aksi sosial yang dilakukan 4.206 relawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) di 22 Provinsi, sejak Senin (2/3/2020) hingga Jumat (27/3/2020).
Aksi sosial yang dilakukan, yakni penyemprotan disinfektanisasi, distribusi bahan pangan, pembagian makanan siap santap, pelayanan kesehatan, distribusi Air minum, aksi preventif dalam bentuk sosialisasi dan edukasi, distribusi APD, pangan gratis, makan gratis dan beras gratis. ACT juga melibatkan 77 warteg dalam program turunan Operasi Makan Gratis.
“Hingga Jumat lalu, ribuan aksi sudah kita lakukan. Hal itu tentu tidak lepas dari dukungan sahabat dermawan dan para relawan MRI. Melihat masih adanya penyebaran Covid-19 beberapa waktu ke depan, insya Allah ACT akan terus melakukan ikhtiar yang lebih masif lagi,” ujar Direktur Program Aksi Cepat Tanggap Bambang Triyono.
Rumah Zakat juga melakukan aksi terpuji. Diantaranya menyosialisasikan gerakan di rumah saja, memberikan APD kepada tenaga medis, dan memberikan jaminan sosial ke masyarakat prasejahtera berupa bingkisan sembako. Bila terjadi karantina wilayah di DKI Jakarta dan daerah lainnya, Rumah Zakat bertekad meningkatkan jumlah bingkisannya.
“Jaminan sosial penting ketika karantina wilayah diberlakukan. Yang paling terdampak pedagang asongan, pedagang kaki lima, ojek, penjual gorengan, dan lain-lain itu yang akan kita prioritaskan,” ujar CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, Senin (30/3).
Penulis: Arief Setiyanto / Editor: Tori Nuariza