IslamToday ID — Pandemi COVID-19 membuat berbagai sektor pelayanan masyarakat mengalami gangguan, tidak terkecuali sektor pendidikan. Jika merujuk timeline new normal yang dikeluarkan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, kegiatan pendidikan di sekolah sudah boleh dilakukan pada 15 Juni mendatang.
Namun demikian, faktanya pemerintah belum bisa memastikan kapan sektor pendidikan akan kembali berjalan ‘normal’. Bahkan bisa saja sektor pendiidkan yang paling terakhir dibuka oleh pemerintah.
“Dibandingkan sektor-sektor lain, kemungkinan sekolah adalah sektor yang paling terakhir. Itu hanya ancar-ancar saja. Kalau menurut kalender itu pertengahan Juli. Tapi Kemenko PMK tidak merekomendasikan skenario masuk sekolah pada waktu tersebut,” kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (1/6/2020).
Muhadjir mengungkapkan saat ini pemerintah tidak ingin tergesa-gesa melakukan pembukaan sekolah. Bahkan Muhadjir mengatakan, tidak mudah menghitung resiko membuka kembali sekolah yang selama ini telah ‘diliburkan’ karena pencegahan penyebaran COVID-19.
Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo pernah mengusulkan tentang pembukaan ajaran baru sekolah di awal tahun anggaran. Hal tersebut sekaligus bertujuan untuk membenahi tata administrasi pendidikan. Pergeseran pembukaan tahun ajaran baru ini sekaligus bisa mengurangi kerumitan administrasi yang disebabkan oleh ketidaksinkronnya antara tahun ajaran dan tahun anggaran.
“Menurut saya kalau pemerintah mau menata pendidikan, sekalian tahun ajaran baru dimulai Januari. Mumpung kondisinya seperti ini,” tutur Rudy (31/5/2020).
Lebih lanjut, ia menuturkan jika perbedaan awal tahun ajaran dan tahun anggaran kerap kali menimbulkan kerumitan administrasi keuangan di dunia pendidikan. Akibatnya beban tenaga pendidikan semakin banyak. Selain disibukan dengan tugas sebagai guru, selama ini masih harus ‘mengurus’ ajuan anggaran di akhir tahun.
Menurut Rudy dengan sinkronisasi tahun ajaran dan tahun anggaran akan mencegah terjadinya kebocoran anggaran. Sebab penyesuaian anggaran di tengah periode pendidikan menyebabkan terjadinya pengeluaran ganda.
“Menurut saya kalau pemerintah mau menata pendidikan, sekalian tahun ajaran baru dimulai Januari. Mumpung kondisinya seperti ini,” jelas Rudy.
Keberanian dan Kekhawatiran
Berbeda dengan Walikota Surakarta, Walikota Bekasi Rahmat Effendi tetapa akan membuka tahun ajaran baru 2020/2021 pada bulan Juli mendatang. Pihaknya pun telah mengeluarkan protokol new normal dalam surat Keputusan Wali (Kepwal) Kota Nomor 420/Kep.346-Disdik/V/2020.
“Awal perjalanan tahun ajaran baru, nanti dari Disdik ada proses lampiran kegiatannya,” jelas Effendi (1/6/2020).
Hal senada juga diungkapkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Inayatullah. Saat ini pihaknya tengah melakukan sosialisasi kegiatan belajar mengajar di era new normal kepada pihak-pihak terkait, guru dan wali murid.
Pemerintah Kota Bekasi berencana akan mempersiapkan kondisi kelas untuk mendukung penerapan physical distancing. Mulai dari penataan meja dan bangku hingga pengaturan shift kelas pagi dan siang. Untuk pendidikan usia PAUD, jadwal masuknya dilakukan selang-seling, hari ini masuk besok libur. Selain itu lama kegiatan belajar di sekolah juga akan dikurangi.
Sekolah pun diwajibkan menerapkan protokol kesehatan seperti penyediaan hand sanitizer dan disinfektan. Selain itu juga memberikan fasilitas cuci tangan di setiap kelas. Semua elemen sekolah, mulai dari siswa, guru dan tenaga pendidikan wajib menggunakan masker. Sekolah pun diharapkan menyediakan termometer untuk mengecek suhu tubuh. Bahkan para siswa diwajibkan membawa bekal dari rumah.
Kekhawatiran pelaksanaan new normal justru muncul dari sejumlah guru sekolah di Kabupaten Karanganyar terutama jika sekolah dipaksa harus buka pada Juli mendatang. Guru tidak bisa menjamin jika siswa-siswanya akan tertib menjalankan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun demikian hingga kini belum ada keputusan final terkait metode belajar di sekolah untuk new normal.
“Kami pastinya menerapkan aturan untuk terus menggunkan masker di dalam dan di luar kelas. Tapi kami tidak bisa terus mengawasi bagaimana mereka di luar kelas. Apakah akan dipakai terus atau tidak. Itu yang sedikit kami khawatirkan,” ujar Kepala Sekolah SMP N 2 Karanganyar, Sumarni (1/6/2020).
Kekhawatiran Sumarni cukup beralasan. Korea Selatan yang dinilai cukup gesit dalam penanganan covid-19 ternyata menarik kembali kebijkan membuka sekolah. Mulanya, Pemerintah Korsel selatan membuka kembali sekolah pada 20 Mei 2020 lalu. Dengan kebijkan ini 500 unit sekolah dibuka dengan menerapkan protocol kesehatan. Pengetesan suhu terhadap ratusan pelajar dan guru dilakukan sebelum mereka memasuki gedung sekolah. Mereka juga diharuskan menggunakan pembersih tangan dan memakai masker. Selain itu beberapa sekolah juga memasang pembatas plastik antar meja siswa.
Namun pembukaan sekolah di Korsel itu hanya berlangsung singkat. Pemerintah kembali memutuskan ‘meliburkan kembali sekolah pada 29 Mei 2020. Keputusan ini diambil karena lantaran muncul 58 kasus baru pada 28 Mei 2020 kemarin. Salah satu kota terparah yang terdampak kebijakan ini adalah Kota Bucheon. 251 sekolah di sana telah tutup pada 29 Mei 2020 kemarin.
Namun demikian, Indonesia juga bisa belajar pembukaan sktor pendidikan di negara-negara lain. Misalnya di Inggris, Cambridge University memilih merubah metode pembelajaran. Cambridge membatalkan kuliah tatap muka pada tahun ajaran baru. Kuliah akan dilakukan secara online hingga liburan musim panas tahun 2021 mendatang.
Terpisah, Pemerintah Indiana, mengubah kalender pendidikannya dengan mengubah awal semesternya yang dimulai pada Agustus mendatang. Sementara kegiatan kuliah akan berhenti sebelum perayaan Thanksgiving.
Perancis memilih melakukan pembatasan siswa dalam penggunaan ruang di sekolah-sekolah dasar. Pembelajaran diprioritas kepada siswa-siswa yang membutuhkan. Para siswa masuk dengan sistem shift untuk mengurangi potensi kerumuman. Namun, sekolah skala menengah ke atas hingga saat ini belum dibuka.
Penulis: Kukuh Subekti
Editor: Arief Setiyanto