IslamToday ID –Menteri BUMN Erick Thohir mengaku telah menemukan 53 kasus korupsi di BUMN. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menantang Erick untuk segera melaporkannya.
“Terjadi banyak sekali kasus korupsi, beberapa tahun ini saja sudah terjadi 53 kasus korupsi di BUMN,” ujar Erick dalam diskusi yang digelar Kingdom Business Community, Kamis (2/7).
Ini bukan kali pertama Erick mengungkap dugaan kasus korupsi di tubuh BUMN. Sebelumnya Erick pernah menyebut tentang keberadaan mafia alat kesehatan di tengah tingginya kebutuhan ventilator untuk pasien covid-19. Erick sempat mengatakan Indonesia mengalami ketergantungan alat kesehatan. Sebanyak 90% alat kesehatan Indonesia diimpor luar negeri. Hal itu menjadi peluang bagi mafia-mafia alat kesehatan.
“Kita yang harus peduli pada bangsa kita. Jangan semua ujung-ujungnya duit terus, dagang terus, akhirnya kita terjebak short term policy. (Impor alat kesehatan) Didominasi mafia, trader-trader itu, kita harus lawan dan ini Pak Jokowi punya keberpihakan itu,” tegasnya,” dikutip dari detik.com (16/4/2020).
Kini Erick kembali menyampaikan bahwa tidak hanya satu kasus melainkan ada 53 kasus korupsi di BUMN. Erick menuturkan sebanyak 53 kasus korupsi di perusahaan-perusahaan BUMN sudah terjadi beberapa tahun sebelum dirinya menjabat sebagai menteri. Namun ia tidak menyebut rincian kasus yang ditemukannya.
Erick mengaku akan melakukan klasifikasi berdasarkan beberapa kategori. Pertama BUMN yang fokus dalam masalah ekonomi, kedua BUMN yang fokus terhadap pelayanan publik yang ketiga BUMN yang fokus terhadap ekonomi dan pelayanman publik.
Keempat perusahaan BUMN yang tidak mendapatkan keuntungan ekonomi namun juga tidak memberikan pelayanan publik. Tipe BUMN terakhir tersebut nantinya dimasukan ke dalam kategori BUMN yang akan dilikuidasi atau merger. Sebab ia tak ingin negara terus menerus memberikan proteksi terhadap BUMN tersebut.
“Kita ingin BUMN berbisnis harus sehat dan ada juga yang memang pelayanan publik. Makanya nggak segan-segan kita terus tutup, gabungkan, atau bentuk mitra strategis,” tegasnya
Erick mengungkapkan maraknya kasus korupsi di tubuh BUMN disebabkan oleh adanya aksi tumpang tindih fungsi perusahaan. Para direksi mencampuradukan peran BUMN sebagai pelayanan publik dengan BUMN sebagai bisnis. Hal ini disebabkan tidak adanya peta yang jelas terkait fungsi perusahaan, Ia mencontohkan dua perusahaan pelat merah yang mempraktikan hal tersebut yakni Telkomsel dan PLN.
“BUMN dulunya memegang peran ganda untuk memenuhi nilai ekonomi dan pelayanan publik. Tetapi problemnya karena ini garis merahnya tidak jelas, akhirnya para direksi sendiri mencampuradukkan antara penugasan dan bisnis yang benar,” pungkasnya
Untuk mengatasi problem di atas Erick mengaku telah melakukan perampingan perusahaan BUMN. Kini jumlah perusahaan BUMN hanya tinggal 107 dari sebelumnya 142. Jumlah tersebut diperkirakan akan berkurang menjadi 70 BUMN saja. Upaya penutupan anak-cucu perusahaan BUMN dipilih oleh Erick untuk memperbaiki kinerja perusahaan BUMN yang ada.
53 Kasus Korupsi
Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango, meminta Erick untuk datang ke kantor KPK untuk segera melaporkan hasil temuannya. Jika diperlukan pihaknya siap menjemput data tang dikantongi Erick.
“Saya jadi tertarik untuk meminta data tersebut dari beliau, Mungkin luput dari pantauan dan monitoring KPK,” Nawawi, Senin (6/7/2020).
Ia meminta Erick tidak hanya bicara soal temuannya. Sebab Ercik sudah bebrapa kali menyampaikan bahwa ia mengantongi data korupsi di perusahaan-perusahaan plat merah . Namun, ia tak pernah sekalipun melaporkan data-data dugaan korupsi kepada KPK. Sebelumnya Erick melontarkan tudingan adanya mafia alat kesehatan.
“Sebaiknya pak Erick nggak cuap-cuap saja. Beliau kan tahu alamat kantor KPK, malahan tercatat sudah sampai dua kali berkunjung ke kantor KPK, dan kami juga sudah pernah courtesy call ke kantornya,” imbuhnya
Sementara itu ICW menilai Erick mulai kehilangan ‘taji’ dalam memperbaiki kinerja BUMN. Langkah yang diambil oleh Erick mengalami penurunan jika dibandingkan dengan ketika awal-awal ia menjabat sebagai menteri. Keberanian Erick dalam mengungkap skandal yang terjadi diperusahaan plat merah tidak lagi sehebat dulu. Dulu Erick tampak berani mengungkap penyelundupan sepeda Bromptom dan motor Harley Davidson oleh mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara.
“Di awal Erick Thohir menurut saya menarik, karena dia melakukan aksi bongkar-bongkar di sejumlah BUMN,” ucap Koordinator Divisi Korupsi Politik ICW Donal Fariz, dilansir dari Kompas.com (2/7/2020).
Donal Fariz menambahkan kemunduran Erick juga ditandai dengan masuknya para purnawirawan TNI dan Polri di perusahaan-perusahaan BUMN. Menurutnya hal tersebut masuk dalam pola lama. Tidak heran jika ada yang menilai manuver-manuver Erick sebenarnya terselip kepentingan politik.
“Ini adalah menurut saya sebuah perilaku yang kembali ke pola lama,” pungkasnya
Penulis: Kukuh Subekti