IslamToday ID – Pada proses penyembelihan sapi atau hewan kurban tidak jarang berontak, sulit dibaringkan, bahkan mengamuk. Ternyata ada penyebab mengapa sapi atau hewan kurban sulit dibaringkan.
Direktur Halal Research Centre Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono, ngungkapkan, setidaknya ada empat hal yang harus di hindari, agar sapi atau hewan kurban berontak saat akan di sembelih.
Pertama, sapi atau hewan kurban mengalami stress karena suasana lokasi penyembelihan terlalu ramai dan gaduh. Akibatnya, sapi mengalami sulit dikendalikan.
Kedua, sapi juga mengalami panik dan stress karena melihat temannya disembelih Maka dari itu sebaiknya penyembelihan dilakukan secara bergiliran dan sapi yang hendak di sembelih diupayakan tidak melihat proses pengulitan.
Ketiga, warna merah dan aroma amis genangan darah dari hewan kurban juga membuat sapi menjadi stress. Maka segera kubur atau bersihkan genangan darah, agar sapi berikutnya yang hendak disembelih tidak berontak dan mudah dibaringkan.
Keempat, penyebab sapi mengalami stress ialah melihat temannya dikuliti dan atau dipotong-potong tubuhnya. Hal ini menjadikan sapi berontak dan ingin lepas. Maka sebaiknya lokasi sapi kurban hendaknya terpisah dengan lokasi pemotongan atau proses menguliti hewan kurban.
“Maka seharusnya, sapi tidak diperkenankan melihat temannya disembelih, apalagi dikuliti,” ujar Nanung, dikutip dari republika.co.id
Nanang menambahkan, jika tempat penyembelihan sangat terbatas, maka sebelum sapi berikutnya di bawa ke lokasi penyembelihan hendaknya hewan yang telah disembelih lebih dahulu ditutup dengan kain terpal, atau bahan lainya.
Adab Yang Baik
Nanang mengatakan, kurban merupakan suatu bentuk ibadah, bukan ‘pembantaian’ hewan ternak. Kurban merupakan persembahan terbaik seorang hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepadaSang Khalik. Maka dari itu rangkaian proses penyembelihan harus dilakukan dengan adab-adab yang baik.
Nanang menjelaskkan, Allah SWT dan Rasul-Nya mewajibkan untuk berbuat ihsan (berbuat baik) terhadap segala sesuatu, termasuk saat menyembelih hewan. Nanang mengituip hadist riwayat Muslim nomor 1955. Dari Syaddad bin Aus RA, Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah memerintahkan berbuat baik (ihsan) terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlahn dengan cara yang baik. Hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya serta senangkan (ringankan beban) hewan yang akan disembelih.”
Lanjut nanang, adab penyembelihan hewan kurban diantaranya, menyediakan ruang transit ternak yang nyaman, tidak bising (ramai) dan teduh. Tali hewan kurban hendaknya juga tidak terlalu pendek. . Hewan kurban juga dipisah berdasarkan jenisnya. Kebutuhan pakan dan minum hewan kurban juga harus tercukupi. Selain itu hendaknya hewan kurban terbabas dari rasa takut
Kedua, ternak yang sakit hendaknya tidak disembelih. Ketiga, jangan mengasah pisau didekat hewan kurban, sebab suara asahan golok atau pisau akan menyebabkan sapi takut dan stress. Keempat, jangan memperlihatkan proses penyembelihan, menguliti dan pemotongan di hadapan hewan kurban yang belum di sembelih.
Kelima, penyembelihan menggunakan pisau yang super tajam, dengan satu rangkaian proses sembelihan yang simultan tanpa jeda. Keenam, hewan yang akan disembelih dibaringkan secara santun, tidak dengan paksaan atau bantingan yang membuat sapi berontak dan daging memar.
Ada ada dua teknik yang biasanya disarankan untuk membaringkan hewan kurban, khususnya sapi. Yakni metode Burley, Rope Squeeze. Dari beberapa metode yang, metode Burley yang dirasa paling mudah dan nyaman bagi hewan kurban.
Teknik Burley dilakukan dengan cara menyiapkan tali panjang (6 m) dan bagi sama panjang (jangan dipotong), kemudian lilitkan kedua ujung tali melalui leher bagian belakang sapi kemudian disilangkan di antara kaki depan (sternum), kedua ujung ditarik keatas dan disilangkan di punggung (usahakan pada titik keseimbangan ternak), kemudian kedua ujung tali ditarik ke bawah melalui selangkang kiri dan kanan ternak (tali lurus jangan disilangkan), dan tarik perlahan-lahan ke belakang sampai ternak rebah atau roboh. Metode ini tidak memerlukan banyak orang, cukup dilakukan dua hingga tiga orang.
Ketujuh, hewan yang disembelih tidak boleh dipotong ekornya, dipotong kakinya, apalagi dikuliti, melainkan setelah dipastikan hewan tersebut benar-benar telah mati sempurna.
Penulis: Arief Setiyanto