IslamToday ID – Sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kultural atau NU Garis Lurus dan juga para Purnawirawan TNI curhat pada Rizal Ramli (RR). Sebelumnya, RR juga kedatangan Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Cakra Buana, organisasi sayap PDIP. Semua mengeluhkan kondisi Indonesia saat ini.
Selasa kemarin 18 agustus 2020, RR mengungkapkan jika ia didatangi 17 tokoh NU Garis Lurus. Diantaranya, KH Yahya Romli dan KH Agus Solachul Wahib Wahab alias Gus Aam. Para tokoh NU tersebut menyampaikan perihal kesulitan ekonomi yang tengah melanda rakyat di desa.
“Barusan saya didatangi oleh hampir 17 tokoh NU dari seluruh Indonesia, mereka jelaskan di desa-desa cari uang Rp 15 ribu saja susah. Yang biasanya selalu bisa ada kegiatan macam-macam itu, betul-betul enggak ada uang sama sekali. Mereka kepada saya, `Pak Ramli tolonglah kita`,” kata RR Selasa (18/8/2020).
Hal ini pun dibenarkan oleh Gus Aam. Gus Aam dan para tokoh-tokoh NU yang berasal dari Jawa Timur tersebut menyampaikan tentang masa depan NU dan negara. Menurutnya, mayoritas masyarakat yang terdampak kemiskinan adalah warga NU.
“Kami sampaikan kegelisahan atas nasib dan masa depan NU dan negara. Karena mayoritas yang terdampak kemiskinan itu warga Nahdliyin,” jelas Gus Aam dikutip dari rmoljatim.id (18/8/2020).
Gus Aam menerangkan bahwa ia dan tokoh-tokoh NU yang datang telah menganggap RR bagian dari NU. Sebab, ia adalah sososk yang sangat dipercaya dengan sosok Gusdur. Oleh karena itu mereka yakin jika RR mampu untuk menolong menyelamatkan NU dan menyelamatkan bangsa Indonesia.
“Kami sangat berharap kepada pak Rizal agar bisa melakukan perubahan. Tadi juga kami mendokan agar pak Rizal menjadi Presiden Indonesia untuk merubah Indonesia yang maju, adil dan makmur,” jelasnya.
Purnawirawan TNI
Esoknya pada Rabu (19/8) RR menerima tamu rombongan para purnawirawan yang tergabung dalam Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa. Rombongan tersebut dipimpin oleh Eks Staf Ahli Panglima TNI, Mayjen Purn. Deddy S Budiman. Pada kesempatan itu mereka menyampaikan tentang ancaman non militer yang tengah dihadapi oleh Indonesia.
“Jadi ancaman yang paling menonjol sekarang ini adalah ancaman non militer gitu. Ancaman non militer ini menurut buku strategi pertahanan adalah rakyat yang di depan, pensiunan yang di depan. Bukan TNI yang di depan tapi yang didepan adalah rakyat, kalau TNI itu mendukung di belakang,” kata Deddy yang juga mantan staf ahli Panglima TNI dalam wawancaranya dengan tvone pada (19/8/2020).
Deddy pun menjelaskan perihal ancaman non militer tersebut. Menurutnya ancaman yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia ialah adanya ancaman krisis dalam tiga sektor penting yakni ekonomi, politik, dan regulasi.
“Kita ketahui bersama ancaman non militer sudah jelas sekali, di bidang ekonomi, di bidang politik, bidang ideologi apalagi dalam waktu dekat ini adalah RUU HIP dan RUU BPIP. Bayangkan ini, ini adalah Pancasila mau diubah menjadi trisila dan ekasila. Ini akan menimbulkan konflik horizontal dan konflik vertikal,” ucap Eddy.
Eddy mengatakan bahwa kedatangan mereka kepada RR sebab sosok RR dianggap mampu untuk mengatasi berbagai ancaman krisis yang terjadi tersebut. Mereka para purnawirawan berharap bisa diarahkan, dan dipimpin oleh RR untuk bisa berbuat sesuatu di tengah situasi ancaman non militer.
“Kami sampaikan ke beliau harapan kami beliau berkenan untuk memimpin kami-kami ini mengarahkan harus berbuat apa untuk menghadapi ancaman non militer,” terang Eddy.
Respon Izal Ramli
Rizal Ramli sependapat bahwa ancaman yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini bukanlah ancaman militer, tetapi ancaman non militer. Yakni, masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah ekonomi, pengangguran dan masalah kebangsaan. Menurut RR Buzzer juga bagian dari ancaman non militer.
“Karena beberapa tahun terakhir kita dipecah terus oleh buzzer oleh influenzer, diadu bangsa kita,” tutur RR pada kesempatan yang sama.
“Buzzer ini fungsinya, dia memuja-muja yang bayar dia kayak dewa, lawan-lawannya yang berbeda pendapat dihancurkan karakternya,” imbuh RR.
Rizal Ramli mengatakan, setidaknya ada tiga poin yang dibahas dalam pertemuannya dengan para purnawirawan TNI. Yakni berkaitan dengan ancaman yang dihadapi oleh bangsa Indonesia (militer dan non militer), masalah ketidak adilan dalam hal hukum hingga terkait munculnya RUU HIP.
Terkait ancaman negara tersbut ia mengatakan bahwa para purnawiran yang hadir ke rumahnya secara lugas menyampaikan ada dua masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini. Pertama berkaitan dengan ancaman militer dan non militer.
“Satu ancaman yang sifatnya militer kalau itu sih TNI bisa hadapi. Tetapi yang paling berbahaya justru ancaman non militer, yang sipil yang bisa merusak dan membuat kedaulatan Republik Indonesia itu rusak yaitu masalah ekonomi,” ucap RR.
RR mengaku hubungannya dengan TNI sudah terjalin cukup lama. Terutama semasa ia masih menjabat sebagai penasihat ekonomi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tahun 1992 hingga 1998. Sehingga bukan hal yang aneh jika kemudian para purnawirawan TNI lantas bercerita padanya perihal kesulitan yang ditemui para prajurit TNI dan purnawirawan TNI di tengah krisis ekonomi.
Ia juga menyampaikan keprihatinan para purnawirawan yang prihatin dengan suasana politik yang terjadi saat ini. Sebab suasana politik yang terjadi saat ini, yang dipecah-pecah para buzzer bagaikan suasana politik yang terjadi jelang tahun 1965.
“Krisis ekonominya sendiri bagaikan tahun 1998 plus plus. Kondisi politik tajam perbedaan di bawah memang dipicu oleh para buzzer dan influencer dari sisi yang lain masalah krisis ekonomi ini juga sulit sekali,” tutur Rizal.
Penulis: Kukuh Subekti