IslamToday ID – Pasangan calon independen Bagyo Wahyono-FX Suparjo (Bajo) yang menjadi lawan pasangan Gibran-Teguh dalam Pilkada 2020 di Kota Solo, disebut sebagai calon jadi-jadian. Pasalnya, 38 ribu dukungan yang di kantongi Bajo untuk lolos sebagai paangan calon kepala daerah dalam pilkada kota Solo dinilai penuh kejanggalan.
“Kok bisa Bajo mengumpulkan dukungan 38 ribu lebih. Itu fantastis sekali. Itu yang jadi pertanyaan saya sekaligus kekaguman saya,” katanya budayawan senior Halim HD seperti dikutip dari CNN Indonesia
Halim juga sudah memprediksi jika akan muncul calon independen dalam Pilkada Solo. Sebab, kata Halim, tanpa ada calon independen kotak kosong akan memukul perolehan suara calon tunggal.
“Kita sudah menduga begini. Kalau ada calon jejadian, apa yang harus kita lakukan. Itu sudah kita bicarakan,” ujarnya
Ketua Ketua Tim Pemenangan Pemilu Daerah (TPPD) DPD PKS Solo, Sugeng Riyanto mengaku mendapat laporan dari warga bahterkait adanya pihak-pihak yang membantu meloloskan pasangan Bajo dari jalur independen. Sugeng ngatakan, kecurigaan tersebut muncul lantaran pasangan Bajo minim rekam jejak di kegiatan sosial maupun politik. Padahal, tak mudah menggalang dukungan masyarakat tanpa rekam jejak.
Lanjut Sugeng, berbedahalnya dengan pasangan lain yang maju lewat independen, Muhammad Ali alias Abah Ali-Achmad Abu Jazid alias Gus Amak. Abah Ali dan Gus Amak menuirut Sugeng memiliki peluang lebih besar. Keduanya punya basis massa yang cukup kuat. Abah Ali adalah pengasuh di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan memiliki kelompok pengajian yang diikuti ribuan orang. Sementara Gus Amak adalah politisi senior dari PBB. Namun, pasangan ini tersebut dinyatakan gagal memenuhi persyaratan dukungan minimal 8,5 persen dari DPT Pemilu 2019.
“Sedangkan Bajo yang kita tidak tahu background-nya kok bisa? Akhirnya berkembang spekulasi bahwa ada support system di belakangnya,” kata Sugeng
Sementara itu, Budi Yuwono selaku tim Pemenangan Pasangan Bajo, mengaku sudah mengetahui jika jagonya Bajo dituding sebagai calon boneka. Budi mengatakan 38 ribu dukungan yang berhasil dikumpulkan Bajo merupakan kerja tim pemenangan Bajo sudah bergerak sejak 2019.
“Logikanya enggak masuk. Kita sudah bergerak sebelum Gibran mengatakan mau mencalonkan diri. Calon boneka dari mana,” kata Budi. (AS)