IslamToday ID — Politikus PDIP Arteria Dahlan mengaku pihaknya tak terima dengan pernyataan Politikus Partai Demokrat Andi Arief yang menyindir Ketua DPP PDIP Puan Maharani terkait insiden mikrofon dimatikan saat anggota Fraksi Partai Demokrat DPR menyampaikan interupsi dalam rapat paripurna pengesahan Omnibus Law RUU Cipta Kerja di rapat paripurna kompleks Senayan pada Senin (5/10) sore.
Arteria memamggapi Andi Arief agar menghormati Puan Maharani. Ia pun menegaskan Puan adalah sosok yang menghargai pendapat orang lain.
“Pak Andi Arief juga sejatinya lebih arif dalam bersikap. Kami saja menaruh penghormatan yang tinggi pada Mas Ibas dan Mas AHY. Seyogyanya Pak Andi Arief melakukan hal yang sama,” jelas Arteria, Selasa (6/10), dilansir dari CNN Indonesia.
Arteria mengatakan Puan tak mungkin mematikan mikrofon Fraksi Partai Demokrat hanya karena berbeda pendapat. Ia megimbau agar partai Demokrat untuk mengenali Puan secara lebih dekat.
Arteria menyampaikan Demokrat telah mendapat kesempatan berbicara sebanyak dua kali.
Selain itu, pembicara Demokrat telah melewati batas waktu lima menit yang diberikan pimpinan sidang.
“Tidak benar Mbak Puan mematikan mikrofon saat Pak Irwan bicara. Faktanya itu mati otomatis apabila pembicara berbicara lebih dari lima menit,” tandasnya.
Rapat Paripurna pengesahan omnibus law RUU Cipta Kerja pada Senin (5/10) berlangsung memanas. Mikrofon Fraksi Partai Demokrat dan Fraksi PKS mati saat mengkritik draf tersebut.
Insiden mikrofon Demokrat mati ini menarik perhatian adalah saat anggota Fraksi Demokrat Irwan Fecho menginterupsi. Saat ia meminta penundaan pembahasan, Puan terlihat memencet tombol untuk mematikan suara.
Aksi itu pun disusul “walkout“ oleh Fraksi Demokrat. Aksi tersebut pun memicu keberangan Andi Arief di Twitter.
“Anggota Fraksi Demokrat sedang bicara, tiba-tiba mic dimatikan. Dulu kau menangis saja kami berikan tampungannya dalam wajan-wajan penghormatan. Puan Marahani,” tulis Andi Arief melalui akun Twitter @AndiArief__ Senin (5/10).[IZ]