ISLAMTODAY ID — Menanggapi reaksi kecaman luas negara-negara muslim terhadap pernyataan provokatif Presiden Perancis serta kontroversi penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad, Wakil Ketua MUI KH Muhyiddin Junaidi turut angkat bicara.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak kepada Menlu Retno LP Marsudi untuk segera memanggil Dubes Prancis untuk Indonesia guna mendapatkan klarifikasi dan penjelasan komprihensif terkait sikap Pernyataan Presiden Emmanuel Macron.
KH Muhyiddin menyatakan bahwa masyarakat muslim dunia sangat geram dan menyesalkan sikap Macron. Apalagi pengungkitan kasus Charlie Hebdo di tengah Pandemic Covid -19.
Menurut Waketum MUI ini Macron seyogyanya belajar banyak dari kolega Jermannya, Merckel yang cukup dewasa dalam bersikap dan menghargai perbedaan sudut pandang di negara yang sangat heterogen,” tegas KH Muhyidin, dikutip dari Republika.
Menurutnya, bagi Indonesia, akibat pernyataan Macron tentang Islam dan umat Islam dapat menjadi sarana pemicu di banyak kasus kekerasan di dunia, terutama jika umat Islam mayoritas. Ini sangat berbahaya seakan menyamakan Islam agama kekerasan dan intoleran.
“Padahal pertumbuhan Muslim converts di kalangan warga Prancis dari etnis kulit putih terus bertambah dimana rata-rata Pertahun lebih dari 20 000 orang. 8 juta muslim Prancis punya andil besar dalam membangun negara tersebut. Para pemain sepak bola muslim Prancis telah berkontribusi besar kepad abangsa dan negara Prancis, ” tandasnya.
Macron dan Islamofobia
Langkah Presiden Macron yang bertekad melawan “separatisme Islam”, dan kebijakannya unutk mengambil kendali komunitas Muslim di sekitar Prancis nampaknya berbalik arah, ia kini mendapat kecaman luas. Selain itu, pernyataan provokatif Macron dan dukungannya terhadap penerbitan ulang karikatur Nabi Muhammad di Gedung Parlemen Perancis pun menuai hujan kritik dari dunia Islam.
Majelis Ulama Indonesia pun turut memberikan tanggapannya. Wakil Ketua MUI KH Muhyiddin Junaidi menilai Macron secara tak langsung mendukung Gerakan Islamofobia.
“MUI menilai bahwa Macron secara tak langsung telah mendukung gerakan Islamphobia. Bahkan kecaman beliau terhadap pelaku pembunuhan atas wartawan Tabloid Charlile Habdo telah menempatkan Macron sebagai pemimpin Eropa yang mendulang tumbuh suburnya gerakan Islamophobia,” KH. Muhyiddin Junaidi, dalam keterangan tertulisnya, (21/10)
Waketum MUI ini memaparkan padahal justru Perancis adalah salah satu kolonialis dunia yang sangat rasialis dan kejam atas warga jajahan mereka di dunia, terutama benua Afrika. Tak aneh jika reaksi atas sikap Macron dari dunia Islam cukup keras dimana Macron diminta untuk menarik kembali pernyataannya.
“Sejumlah negara di Kawasan Timur Tengah telah mengancam akan melakukan embargo terhadap produk Prancis. Dalam hal ini Macron harus belajar banyak tentang toleransi beragama, terutama Islam. Kebebasan tanpa batas dan melawan norma justeru akan mengakibatkan kegaduhan dan kekacauan,” ujar KH Muhyiddin Junaidi.[IZ]