ISLAMTODAY ID — Dai kondang, Ustadz Abdul Somad (UAS) turut angkat bicara menanggapi insiden dan sejumlah aksi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW di Prancis.
UAS mengutip sejumlah ulama dan mufti Al-Azhar yang menolak ajakan Presiden Macron untuk menghentikan aksi boikot.
“Syekh Al-Azhar, Guru kami di Al-Azhar Kairo, Mufti Al-Azhar, ulama Al-Azhar Syekh Ali Jum’ah menolak ajakan Presiden Prancis untuk menghentikan boikot.”
UAS menegaskan bahwa tidak ada tawar menawar bagi orang-orang yang menghina Nabi Muhammad.
“Tidak ada tawar-menawar, bahwa mereka kedutaan Prancis di Kairo menelepon Syekh Azhar supaya membuka boikot ini. Tidak umat Islam wajib memboikot,” ujar UAS, Ahad (1/11).
UAS menekankan inilah salah satu bukti bahwa umat Islam punya Kekuatan ekonomi dan solidaritas luar biasa.
“Kita bisa minum susu produk kami, kita bisa makan makanan kami, kalau kalian masih mengejek. Ini adalah salah satu bukti kita punya kekuatan ekonomi. Kita punya solidaritas luar biasa. Tidak ada tawar-menawar dengan penghina Nabi Muhammad,” ujarnya.
Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim juga terus melakukan gerakan boikot atas produk-produk Prancis. Gerakan aksi boikot ini pun membuat khawatir Prancis, sehingga Duta Besar Prancis meminta supaya gerakan tersebut dihentikan.
Akan tetapi, permintaan tersebut mendapatkan penolakan hingga Macron meminta maaf dan menghentikan kartun Nabi yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Publikasi kartun Nabi Muhammad itu memicu gelombang kemarahan dan protes di seluruh dunia. Selain itu, muncul kampanye untuk memboikot produk Prancis, terlebih dari dunia Muslim.
Kecaman Luas Dunia Muslim
Penerbitan ulang kartun hinaan terhadap Nabi Muhammad, sekaligus pernyataan Macron tentang Islam dan komunitas Muslim, memicu kecaman luas di dunia Arab pada tingkat resmi dan lainnya.
Sejumlah negara Arab, serta Turki, Iran, dan Pakistan, telah mengecam sikap Macron yang keras terhadap Muslim dan Islam.
Sejumlah aktivis di sejumlah negara Timur Tengah pun melancarkan seruan boikot terhadap produk Prancis.
Bahkan, produk-produk Perancis ditarik dari peredaran di sejumlah tiitk di negara Kuwait, Yordania, dan Qatar.
Selain itu, seruan boikot juga bergema di Maroko, Turki, Suriah, Libya, dan Jalur Gaza.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, karikatur Nabi Muhammad ditampilkan menggunakan proyektor di gedung pemerintahan di Perancis. Hal tersebut dinilai sebagai bentuk penghormatan terhadap guru sejarah, Samuel Paty yang dipenggal kepalanya oleh seorang imigran muslim.
Penggambaran kontroversial dari Charlie Hebdo ini ditampilkan di gedung balai kota di wilayah Occitanie, yakni Montpellier dan Toulouse.
Gambar proyeksi tersebut berlangsung selama lebih dari 4 jam pada hari Rabu (21/10/2020) malam waktu setempat.[IZ]