(IslamToday ID) – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Donny Gahral Adian mengakui kebijakan yang dikeluarkan Presiden Jokowi belum tentu bisa menyenangkan hati banyak orang. Namun, menurutnya, pemerintahan Jokowi terus berupaya bekerja maksimal untuk rakyat Indonesia.
“Sekali lagi kebijakan tidak bisa memuaskan semua pihak. Pasti ada pihak yang keberatan, tidak setuju, tidak puas, tapi percayalah pemerintah sudah bekerja maksimal. Untuk kepentingan rakyat,” katanya seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (16/11/2020).
Donny menjawab hal tersebut saat ditanya terkait hasil riset Institute For Development of Economics and Finance (Indef). Riset terbaru lembaga itu menemukan dari total 1,22 juta percakapan di media sosial, sebanyak 49,9 persen justru mempunyai sentimen negatif terhadap pemerintah.
Salah satu contoh upaya maksimal pemerintah untuk rakyat, kata Donny, adalah dengan mengucurkan dana hingga Rp 1.000 triliun untuk penanggulangan pandemi virus corona (Covid-19).
“Baik mengatasi pandemi kesehatan maupun ekonomi. Bansos sudah berapa ratusan ribu yang disalurkan, masker, obat-obatan, tenaga medis, semua sudah dilakukan. Jadi kita tidak kemudian mau mengatakan bahwa presiden itu keliru,” katanya.
Kendati demikian, Donny menegaskan bahwa semua lapisan masyarakat mempunyai hak untuk menyampaikan aspirasi. Sementara itu dari sisi pemerintah akan menerika segala bentuk masukan tersebut.
Oleh karena itu, tegasnya, hal-hal yang dilakukan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin saat ini sesuai pula dengan koridor yang berlaku.
“Benar kita terima sebagai masukan, tapi bukan berarti kemudian pemerintah melakukan sesuatu yang keliru. Jalurnya sudah benar. Kalau toh masih kurang atau tidak pas, itu hak masyarakat. Tapi pemimpin pemerintah sudah bekerja sebaik-baiknya untuk melayani masyarakat,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Indef mengeluarkan hasil analisis berkaitan dengan sentimen tentang institusi, perilaku, dan kinerja pemerintah, termasuk Presiden Jokowi yang dilakukan sejak Juli hingga 13 November 2020.
Pengumpulan data yang dilakukan melalui jejaring media sosial itu telah menemukan 1,22 juta percakapan yang membahas soal kinerja Jokowi di periode pemerintahannya saat ini. Dari jumlah itu, percakapan banyak membahas soal tugas, sikap, perilaku, hingga kebijakan yang dilakukan Jokowi selama memerintah.
Dari total 1,22 juta percakapan, sebanyak 49,9 persen justru mempunyai sentimen negatif. Adapun topik pembicaraan yang paling banyak dibahas ialah RUU Cipta Kerja, dinasti Pilkada, pandemi Covid-19, pandemi, dan soal peningkatan utang negara. [wip]