(IslamToday ID) – Edhy Prabowo tengah menjadi buah bibir karena ditangkap oleh KPK. Menteri Kelautan dan Perikanan itu diduga terlibat korupsi ekspor benih udang di kementeriannya.
Edhy adalah kader Partai Gerindra yang juga bagian dari lingkaran orang terdekat Prabowo Subianto. Namanya masuk sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 setelah Prabowo memutuskan berkoalisi dengan pemerintah.
Edhy juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional. Ia menggantikan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan periode 2014-2019.
Perjalanan politik Edhy terbilang panjang. Ia pernah menjadi anggota dewan tiga periode berturut-turut mewakili kampung halamannya, Dapil I Sumatera Selatan.
Di periode terakhirnya di Senayan, Edhy duduk sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan, termasuk di dalam Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Meski kini dikenal sebagai politikus ulung, latar belakangnya sebenarnya berasal dari prajurit TNI.
Edhy yang sempat masuk Akabri angkatan tahun 1991, belakangan ia tak bisa melanjutkan kariernya di militer. Setelah keluar dari Akabri, Edhy merantau ke Jakarta. Di sinilah kesuksesannya bermula.
Secara tak sengaja dirinya bertemu dengan Prabowo yang saat itu masih berdinas di TNI AD dengan pangkat Letkol. Seiring waktu berjalan, Edhy menjadi orang kepercayaan Prabowo.
Sembari bekerja, ia juga melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo. Edhy jadi orang pertama yang bergabung di Gerindra saat partai itu baru didirikan Prabowo.
Selain sibuk sebagai pengurus partai dan anggota dewan, Edhy diketahui juga memiliki beberapa bisnis. Lalu berapa harta kekayaan Edhy Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan?
Dikutip dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di laman resmi KPK pada hari Selasa (7/7/2020), Edhy Prabowo terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2019.
Pelaporan harta dalam LHKPN dilakukan dalam kapasitasnya sebagai Menteri KKP. Total harta kekayaannya tercatat sebesar Rp 7 miliar atau tepatnya Rp 7.422.286.613. Aset terbesar milik pria asal Sumatera Selatan ini berasal dari properti berupa bidang tanah dan bangunan yang nilainya Rp 4.349.236.180.
Dari 10 aset properti miliknya, sebanyak 7 bidang tanah berada di Kabupaten Muara Enim, dan tiga properti sisanya berada di Bandung dan Kabupaten Bandung Barat. Lalu untuk harta bergerak berupa alat transportasi dan mesin, total yang dimiliki Edhy tercatat sebesar Rp 890.000.000. Rinciannya, dua unit mobil, dua unit motor, satu sepeda, dan satu genset.
Kendaraan roda empat paling mahal yang dipunyai Edhy yakni mobil Mitsubishi Pajero Sport Jeep dengan nilai Rp 500 juta. Lalu kendaraan paling rendah yang dilaporkan yaitu Yamaha RX-King tahun 2002 senilai Rp 4.000.000. Edhy juga mencantumkan kepemilikan satu sepeda BMC sport dengan harga Rp 65.000.000.
Aset lain yang dilaporkan Edhy yakni berupa harta bergerak lain yang taksiran nilainya Rp 1.926.530.000. Kemudian aset berupa kas dan setara kas sebesar Rp 256.520.433. Dalam laporan LHKPN, Edhy diketahui tidak memiliki surat berharga dan utang. Harta yang dilaporkan Edhy terbilang naik pesat.
Pada 31 Desember 2018 atau saat duduk sebagai anggota DPR periode 2014-2019 dari Fraksi Partai Gerinda, harta yang dilaporkannya yakni sebesar Rp 4.562.804.877.
Seperti diketahui, sejumlah kebijakan Edhy di KKP jadi sorotan publik karena merevisi aturan yang dibuat pendahulunya antara lain pelegalan alat tangkap cantrang, mencabut larangan ekspor benih lobster, dan enggan melanjutkan penenggelaman kapal pencuri ikan. [wip]