(IslamToday ID) – Bukan negara Islam tetapi Islami. Begitulah yang dikatakan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD mengenai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meskipun penduduk Indonesia saat ini lebih dari 87 persen adalah muslim.
“Kalau negara Islam itu konotasinya formal, hukumnya harus Islam, aturannya harus Islam, ininya harus Islam, namanya harus Islam, macam-macam. Tapi kalau Islami itu membawa substansinya, ajaran-ajaran Islam tadi. Misalnya persaudaraan, kemanusiaan,” kata Mahfud seperti dikutip dari CNN Indonesia, Kamis (26/11/2020).
Mahfud menyatakan negara Islami artinya negara tersebut menyerap ajaran-ajaran Islam dalam aturan-aturannya, bukan menganut secara menyeluruh hukum dan ajaran yang ada dalam Islam.
Selain itu, kata Mahfud, Indonesia juga beragam, baik dari bahasa, suku hingga kepercayaan. Menurutnya, selama ini Indonesia justru bersatu dalam persaudaraan dan kebangsaan dengan latar belakang agama dan suku yang beragam.
“Karena Indonesia mempunyai 1.360 suku, bisa bersatu. Mempunyai 726 bahasa daerah dan mempunyai enam agama resmi dengan ratusan kepercayaan agama dan keyakinan lokal yang juga dilindungi oleh peraturan perundang-undangan,” ujarnya.
Mantan ketua Mahkamah Konstitusi itu lantas menyebut bangsa Indonesia sepakat untuk hidup bersama dalam keragaman dengan tujuan yang sama.
“Bukan berpedoman hidup melaksanakan agama, tapi berbangsa dan bernegara yang berada di tengah geopolitik bangsa-bangsa lain,” katanya.
Sebelumnya, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyatakan khilafah akan membuat negara-negara, termasuk negara Islam, bubar.
“Kalau kita teruskan pandangan yang menganggap khilafah sebagai cita-cita, ini semua harus dibubarkan. Bukan hanya NKRI, tapi Malaysia, Brunai, Saudi bubar dijadikan satu khilafah. Ini akan menimbulkan bencana kiamat bagi seluruh dunia,” ujar Yahya dalam Seminar Internasional yang diselenggarakan Gerakan Pemuda Ansor-BPIP, Rabu (28/10) silam.
Diketahui, salah satu konsepsi khilafah yang populer ialah menyatukan semua negara dalam satu kekuasaan kekhalifahan Islam. Meski demikian, Yahya mengakui ada sejarah panjang pertentangan antara negara dan kelompok tertentu kaum muslim di dunia maupun Indonesia. [wip]