(IslamToday ID) – Majalah berita dan peristiwa internasional, The Economist merilis bahwa Indonesia masuk dalam pusaran politik keluarga. Tak pelak hal ini menjadikan pelaksanaan pilkada yang akan berlangsung serentak pada 9 Desember mendatang menjadi Pilkada terburuk yang pernah digelar di Indonesia.
Demikian penilaian pengamat politik, Rocky Gerung. “Ini Pilkada terburuk. Karena ada intervensi. Dan itu yang menyebabkan apa yang terjadi di Medan dan di Solo, bukan sekadar diberitakan oleh sosmed di Indonesia. Tapi di pantau oleh majalah dunia The Economist itu judulnya mengerikan bahwa Indonesia disebut ada dalam politik keluarga,” ujar Rocky seperti dikutip dari RMOL, Sabtu (5/12/2020).
Menurutnya, majalah The Economist telah menjadi rujukan dunia dalam konteks indeks demokrasi karena satu dan lain hal. Sebab faktanya, jika Indonesia disebut tengah berada dalam pusaran politik keluarga maka demokrasi Indonesia memang buruk adanya.
“Jadi, buat ukuran apapun di dunia kalau The Economist bilang Indonesia memburuk di dalam demokrasi karena ada politik keluarga. Itu pertanda bahwa ini Pilkada terburuk di era Presiden Jokowi,” tandasnya.
Seperti diketahui, Pilkada 2020 di Kota Solo dan Medan memang menyita perhatian banyak pihak. Pasalnya, pelaksana Pilkada di dua kota tersebut, kandidatnya putera sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka di Solo. Sedangkan di Medan, ada menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution. [wip]