ISLAMTODAY ID — Gibran Rakabuming Raka adalah putra sulung dari Presiden Jokowi yang kini resmi menjadi kontestan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surakarta.
Siapa sangka jika awalnya dia mengaku tidak memiliki ketertarikan dalam dunia politik. Ia memilih fokus dalam mengembangkan bisnisnya mulai dari bisnis kuliner martabak Markobar, jas hujan hingga bisnis wedding organizer dan catering ‘Chili Pari’.
Bisnis Gibran
Gibran lahir di Solo, 1 Oktober 1987, ia mengawali dunia usaha sejak Desember 2010. Dunia usaha pertama yang ditekuni oleh Gibran dilansir dari kompascom (18/7/2020) adalah kateringnya lewat Chili Pari.
Selain katering dalam perkembangan bisnisnya Gibran juga mengembangkan bisnisnya seperti menyediakan layanan gedung, suvenir, undangan, Master Ceremony (MC), mobil pengantin, dekorasi, rias pengantin, dokumentasi, sound system.
Bisnis kedua yang ditekuni Gibran ialah, bisnis kuliner martabak manis di Markobar, pada tahun 2015. Markobar ini bahkan dikembangkan Gibran di berbagi kota di Indonesia. Kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bali, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Balikpapan, Makasar, Medan.
Bisnis ketiga, dunia kuliner yang juga ditekuni Gibran ialah pasta buntel yang mulai dikembangkan oleh Gibran pada Oktober 2015. Kuliner pasta dengan bumbu khas Indonesia yang diolah dengan cara dibungkus daun pisang dan dibakar.
Bisnis keempat selain makanan, Gibran memiliki bisnis minuman. Bisnis minuman dengan nama Goola yang dikembangkanya pada tahun 2019. Bisnis minuman dingin khas Indonesia seperti es cincau, es doger, es blewah dan lain-lain yang total ada 22 menu minuman khas Indonesia. Bisnis minuman ini dikembangkannya di beberapa outlet-outlet modern yang ada di pusat-pusat perbelanjaan misalnya, di Jakarta.
Bisnis kelima ialah, bisnis makanan beragam jenis rice bowl yang diberi nama Mangkok Ku. Bisnis yang dirilis dengan salah satu chef terkenal Indonesia, Chef Arnold Poernomo, dan sang adik Kaesang Pangarep ini mulai dirintis sejak Juni 2019. Senada dengan bisnisn minuman Goola, bisnis makanan Mangkok Ku juga dikembangkannya di Jakarta.
Bisnis keenam yang dikembangkan oleh Gibran ialah cemilan keripik. Bisnis cemilan ini dikembangkannya bersama sang adik, Kaesang. Cemilan yang dikembangkan oleh Gibran dan adiknya ini mengandalkan keripik dengan aneka bumbu-bumbu khas Nusantara seperti nasi goreng seafood, dan seblak Bandung.
Bisnis ketujuh yang dikembangkan Gibran ialah bisnis minuman tradisional dengan nama Ngedrink. Bisnis minuman tradisional khas Indonesia hangat siap seduh ini memiliki tiga varian rasa kacang hijau, jahe kacang, dan jahe susu.
Bisnis kedelapan yang juga turut dikembangkan Gibran ialah pengembangan aplikasi startup jual beli makanan. Lagi-lagi ia mengembangkan bisnis ini ia kembangkan dengan sang adik.
Gibran tidak hanya mengembangkan bisnisnya di dunia kuliner saja, sejak tahun 2017 I bahkan telah memulai usahanya berjualan jas hujan. Jas hujan yang dijual melalui aplikasi online milik Gibran memiliki merk dagang bernama Tugas Negara Boss!. Itulah deretan usaha dan bisnis yang ditekuni oleh putra sulung Jokowi, Gibran yang kini mencalonkan diri sebagai calon Walikota Solo.
Awalnya Akui “Tak Tertarik Politik”
Seperti dilansir dari okezone (11/3/2018) Gibran saat itu mengungkapkan ketidaktertarikannya dalam dunia politik. Ia mengaku alasan ketidaktertarikannya dalam dunia politik ialah karena ia merasa tidak kompeten dalam hal politik.
“Dari dulu kan gak tertarik (politik), bukan bidangnya, sekolahnya juga bukan sekolah politik,” kata Gibran.
Gibran mengungkapkan dunia bisnis menurutnya jauh lebih menarik. Sebab sebagai seorang pengusaaha ia bisa menyediakan waktu lebih banyak untuk keluarganya.
“Kalau jadi pengusaha waktu buat keluarga banyak, kerjanya kan ga dijadwalkan,” tuturnya.
Namun demikian dalam sebuah kesempatan wawancara dengan CNN Indonesia (6/8/2018), sinyal ketertarikan Gibran terhadap politik sudah mulai muncul.
Ketika itu, ia menjawab komentarnya tentang kiprah sang ayah di dunia politik dari mulai Walikota Surakarta hingga menjadi presiden. Menurutya, dunia politik yang tengah digeluti oleh sang ayah dinilai sudah lebih dinamis.
“Kalau sekarang ya lumayan menarik. Ya lebih dinamislah, kalau dulu walikota kan ya apa ya ya gitu-gitu aja. Kalau sekarang lebih apa ya, lebih menantang aja kalau sekarang,” tutur Gibran.
Pada kesempatan itu juga Gibran mengakui bahwa ia sesungguhnya tidak mengerti dunia politik. Hal itu yang menurutnya menjadi alasan mengapa dia tidak ikut berperan dalam membantu sang ayah dalam Pilkada calon Gubernur DKI Jakarta.
Namun demikian dalam wawancara dengan CNN Indonesia yang berdurasi 49 menit 48 detik tersebut secara implisit terlihat bahwa Gibran menaruh minat dalam dunia politik.
Saat itu pembawa acara, Alfito Deannofa memberikan pertanyaan seputar rekam jejak anak presiden di Indonesia tidak akan jauh-jauh dari kehidupan politik. Mulai dari Sukarno hingga SBY, hampir semua anak-anak presiden terlibat dalam politik praktis. Apakah hal serupa juga akan dilakukan oleh anak-anak Presiden Jokowi?
“Salah nggak kemudian publik memperkirakan bahwa mas Gibran nggak jauh-jauh dari situ. Atau mas Gibran sudah berjanji tidak akan sama sekali menyentuh politik?”, tanya Alfito.
“Ya nggak tau, saya kan orangnya pengin selalu, selalu pengin mencoba sesuatu yang baru. Tapi untuk saat ini kalau politik sih nggak,” jawab Gibran.
Gibran saat itu terlihat masih ragu-ragu untuk mengatakan tentang keinginannya terjun di dunia politik. Ia bahkan menjawab pertanyaan pembawa acara dengan bahasa yang diplomatis.
“Masih nggak menarik untuk saya… belum menarik untuk saya,” imbuhnya.
Ia berdalih terjun ke dunia politik tidak akan menghasilkan uang untuknya. Baginya berpolitik hanya untuk mereka yang mapan, untuk itu ketika ditanya mengenai rencana sepuluh tahun lagi apakah ia akan terjun di dunia politik, ia lagi-lagi menjawab belum.
Perubahan Drastis Gibran
Sikap Gibran pada awal tahun 2018 mengalami perubahan drastis pada akhir tahun 2018. Jika di awal hingga pertengahan tahun 2018, Gibran seperti masih malu-malu untuk menyatakan keinginannya berpolitik. Namun menjelang akhir tahun 2018, ia begitu tegas menunjukan minat dan ketertarikannya terhadap dunia politik.
Sinyal-sinyal ketertarikan Gibran terhadap politik mulai terasa pada saat ia diwawancara oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa.
Dilansir Dari kanal youtube Najwa Shihab (13/12/18) Gibran mengaku tertarik dengan dunia politik. Saat itu, ia beralasan jika sebagai pengusaha dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) masyarakat yang terdampak hanya sedikit, namun dengan berpolitik dan memiliki kebijakan akan lebih banyak yang terdampak.
“Beda kalau kita terjun jadi politikus itu yang tersentuh dengan kebijakan kita pasti lebih luas. Jadi kalau tertarik politik atau nggak ya jujur aja saya tertarik tapi tidak sekarang,” kata Gibran.
Ia bahkan saat itu memberikan sebuah perbandingan yang jelas antara pengusaha dan politikus. Menurutnya, seorang pengusaha bisa menjadi politikus, namun seorang politikus belum tentu bisa jadi pengusaha.
“Kalau saya intinya ini, pengusaha pasti bisa jadi politikus tapi politikus belum tentu bisa jadi pengusaha,” ucap Gibran.
Gibran juga menambahkan bahwa rencana untuk dirinya terjun ke dunia politik paling tidak dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Ia secara gamblang menyebut 20 tahun lagi, yang artinya sekitar tahun 2038 dia baru akan merealisasikan keinginannya terjun di dunia politik.
Mantab Gabung PDIP
Nama Gibran mencuat setelah Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta pada Juli 2019 melakukan survei.
Dilansir dari Kompas (23/12/2019) survei Unisri tersebut berkaitan dengan popularitas dan elektabilitas tokoh-tokoh dalam Pilkada 2020. Hasil survei terhadap 766 responden yang diambil dengan teknik random di 96 titik di Solo tersebut popularitas Gibran mencapai 90 persen.
Kurang lebih dua bulan pasca hasil survei Unisri dipublikasikan Gibran terlihat melakukan pendaftaran sebagai anggota PDIP.
Pada 23 September 2019 tepatnya Gibran melakukan pendaftaran sebagai anggota PDIP. Ia mengumpulkan berkas pendaftaran sebagai salah satu pra syarat agar namanya kelak mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP.
“Jadi maksud kedatangan saya hari ini untuk menyerahkan formulir sekaligus mengambil KTA (Kartu Tanda Anggota) PDIP. Jadi Insya Allah hari ini saya sudah menjadi bagian dari keluarga besar PDIP,” ujar Gibran seperti dikutip dari Republika (23/9/2019).
Polemik Internal PDIP
Pencalonan Gibran menjadi calon Walikota Surakarta tidaklah mulus. Usai mendaftar sebagai anggota dari PDIP, ternyata pintu pendaftaran bakal calon Walikota Surakarta melalui DPC PDIP Surakarta telah ditutup.
“(Gibran) udah enggak ada kesempatan. Kita enggak buka pendaftaran. Kita penugasan partai. Dan itu (Purnomo-Teguh) aspirasi lima anak ranting sampai PAC kok,” ungkap Ketua DPC PDIP Surakarta, FX Hadi Rudyatmo dikutip dari detikom (23/9/2019).
Pada saat yang bersamaan pencalonan Gibran melalui partai PDIP dinilai tidak etis, terutama jika dikaitkan dengan Peraturan Partai (PP) No.24/2017. Pencalonan Gibran menjadi calon Walikota Solo melalui partai PDIP bahkan sempat mengundang kemarahan sejumlah pihak, salah satunya Rudy. Rudy sempat marah ketika Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP akhirnya memberikan surat rekomendasi kepada Gibran.
Rudy bahkan tak segan-segan menyebut DPP partainya telah melanggar tata tertib aturan yang telah berlaku di PDIP. Ia menyebut jika peraturan partai tak lagi ditaati maka berakhirlah partai itu.
“Kalau DPP membuat aturan tidak dipakai, ya selesai (lah) partai. Berarti melanggar peraturan yang dibuatnya sendiri,” ujar Rudy dikutip dari soloposcom (11/11/2019).
Perseteruan antara Gibran dan DPC PDIP Solo bahkan masih berlanjut hingga awal tahun 2020. Dikutip dari kumparancom (6/1/2020) Gibran sempat dituding telah mencatut organ pengurus DPC PDIP Solo untuk sebuah acara pertemuan yang dilakukan oleh Gibran pada (2/1/2020). Bahkan pencatutan nama pengurus ini berpotensi untuk dipermasalahkan oleh hukum.
“Kalau tidak punya masalah apa-apa kenapa bikin acara mengatasnamakan ranting? Itu nanti kalau dituntut secara hukum jadi persoalan,” tutur Rudy.
Rudy bahkan sebenarnya telah mengetahui rencana pencalonan Gibran menjadi calon walikota Solo sejak Juli 2019. Desas-desus pencalonan Gibran awalnya datang dari kalangan Istana, yakni Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam kunjungannya ke Loji Gandrung. Meskipun ia tak menolak pencalonan Gibran, namun pada saat yang bersamaan dia tak berani menjamin bahwa DPC PDIP Solo akan mendukung Gibran.
Blusukan Gibran Demi Restu
Tokoh PDIP Solo yang pertama di kunjungi oleh Gibran adalah Rudy. Sebelum bertandang ke Jakarta untuk meminta restu DPP PDIP Megawati di Menteng, Jakarta Pusat pada (24/10/2019). Sebulan sebelumnya Gibran lebih dulu mengunjungi Rudy di Rumah Dinas Walikota Solo, Loji Gandrung pada (18/9/2019).
Peluang Gibran untuk mencalonkan diri pada saat itu sudah ditutup, sebab pencalonan Walikota Solo dari PDIP hanya berlaku bagi kader PDIP. Sementara seperti diketahui Gibran baru resmi mencalonkan diri sebgai anggota PDIP pada 23/9/2019.
Niat Gibran untuk mencalonkan diri sebagai calon Walikota Solo diseriusin dengan sejumlah blusukan dan aksi potong kompas. Dua bulan pasca menemui Megawati, ia mendaftarkan dirinya sebagai calon Walikota Solo melalui DPD PDIP Jawa Tengah di Semarang (12/12/2019).
Pencalonan Gibran sebagai calon Walikota yang sedianya diumumkan pada Februari 2020 terpaksa ditunda. DPP PDIP beralasan pengumuman nama calon Walikota Solo lewat PDIP akan dibarengkan dengan pengumuman peserta Pilkada di Bali.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut bahwa pengumuman nama untuk Solo sebenarnya telah siap.
“Solo sebenarnya sudah siap, tapi karena akan diumumkan bersama-sama dengan Bali, di mana masyarakat Bali hari ini merayakan galungan, maka nanti akan bersama-sama,” tutur Hasto dilansir dari tirto id (19/2/2020).
Setelah menunggu kurang lebih tujuh bulan lamanya, akhirnya pada 17 Juli 2020 nama Gibran resmi diumumkan sebagai calon Walikota Surakarta dari PDIP.
Hasil rekomendasi yang pernah diperebutkan oleh Gibran dan Purnomo tersebut akhirnya jatuh ke tangan Gibran dengan calon Wakil Walikota Teguh Prakosa.
Penulis: Kukuh Subekti