ISLAMTODAY ID — Berbagai elemen umat Islam Solo yang terdiri atas Persaudaraan Alumni (PA) 212 Jawa Tengah, Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS), Nahdlatul Ulama (NU), Majelis Mujahidin, Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) berharap munculnya rasa keadilan dalam kasus penembakan enam laskar Front Pembela Islam (FPI). Jika rasa keadilan itu tercipta maka suasana kondusif akan muncul di tengah-tengah umat.
“Kalau keadilan tidak terasa maka suasana akan terus tidak selesai,” kata KH Muh Halim Naharussurur dalam keterangan pada Konferensi pers, Jum’at (18/12/2020).
“Maka kami mengusulkan tim independen supaya dibentuk,” terangnya.
Kyai Halim menambahkan jika pihaknya akan berusaha menjaga agar umat Islam di Solo tetap senantiasa kondusif. Namun pihaknya tidak bisa bertanggungjawab jika nantinya muncul suasana tidak kondussif jika suasana keadilan yang diharapkan hadir tersebut tidak kunjung muncul di tengah-tengah umat, khususnya umat Islam.
“Tapi kami juga tidak bisa bertanggungjawab untuk semuanya karena kalau ada suasana-suasana yang nanti membuat rasa keadilan itu terkoyak ya kami tidak bisa berbuat apa-apa,” tandasnya.
Ia menambahkan situasi di lapangan, khususnya di kalangan umat Islam tidak bisa sepenuhnya bisa dikendalikan. Untuk itu ia meminta agar semua pihak termasuk kepolisian tidak mengeluarkan pernyataan yang menyakiti hati umat Islam.
“Kami mengharapkan kepada semua pihak, ya polisi juga jangan mengeluarkan statement-statement yang kira-kira menyakitkan umat Islam,” ujarnya.
“Bagi kami paling bagus supaya ada dialog. Dialog sajalah, dialog Insya Allah dialog akan menyelesaikan masalah,” jelasnya.
Desak TPF Independen
Sementara itu, Ustadz Shobbarin Syakur, mengatakan bahwa pihaknya mendorong kepolisian dan FPI untuk mengutamakan kejujuran dalam mengungkap kasus penembakan enam laskar FPI. Sebab sejak awal keterangan dari kedua belah pihak dinilai saling bertolak belakang. Selain bertolak belakang, hasil rekonstruksi yang dilakukan pihak kepolisian terkait insiden tersebut pun dinilai banyak kejanggalan.
“Mendorong kepada pihak kepolisian dan pihak FPI untuk mengutamakan kejujuran transparan, tidak menyembunyikan fakta yang sebenarnya,” ujar dalam keterangan tertulisnya yang diterima ITD pada Jum’at (18/12/2020).
“Dan tidak membuat kebohongan atas peristiwa ini yang justru akan menyebabkan laknat Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” tuturnya.
Ustadz Shobbarin mengungkapkan insiden penembakan yang berujung pada hilangnya nyawa enam laskar FPI tersebut seharusnya bisa dihindari. Seyogyanya semua pihak menghindari cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Syariat Islam juga tidak menghalalkan adanya pembunuhan terlebih kepada sesama muslim.
Ia juga mengatakan jika pihaknya mengecam keras tragedi berdarah yang terjadi pada Senin dini hari (7/12).
Pihak kepolisian seharusnya bisa hadir sebagai pelindung, pengayom bagi masyarakat. Untuk itu ia harus mengutamakan tindakan persuasif, jika harus bertindak tegas, maka harus jelas terukur dan tidak disertai tindakan pembunuhan.
Terkait tim independen, Ustadz Shobbarin mengatakan jika pihaknya memberikan sejumlah masukan khusus kepada Komnas HAM. Para ulama di Solo ini meminta agar Komnas HAM mengajak berbagai elemen masyarakat secara proporsional dalam mengungkap kasus ini. Salah satunya dengan melibatkan sejumlah ormas-ormas Islam yang besar seperti Muhammadiyah dan NU.
“(Sebab kedua ormas seperti NU dan Muhammadiyah) dan elemen-elemen yang besarlah yang bisa mengambil suatu sikap yang berpengaruh terhadap masyarakat,” ujar Ustadz Shobbarin.
Tuntut Penegakan Hukum Adil dan Transparan
Demi mengungkap kebenaran atas insiden berdarah di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek. Selain itu proses hukum juga harus adil dan transparan
“Mengedepankan proses hukum yang konsekwen, adil dan transparan agar tidak merusak citra negara hukum Republik Indonesia atas pelanggaran HAM berat,” jelasnya.
Ustadz Shobbarin juga meminta agar semua pihak tetap tenang dan tidak terprovokasi. Khusus pihak kepolisian dan pihak FPI agar tidak mengeluarkan pernyataan yang semakin memperkeruh keadaan yang menyebabkan situasi masyarakat mejadi kurang kondusif. Tidak perlu melakukan aksi saling serang di media sosial yang semakin membuat perpecahan antar sesama anak bangsa.
“Mendukung tindakan tegas TNI/Polri dalam penegakan hukum terhadap siapapun yang ingin mengganti mengganti dasar negara, kelompok separatis, komunis, para koruptor, teroris, bandar narkoba, dan kepada orang/organisasi yang jelas-jelas melanggar hukum,” tegasnya.
Ia dalam akhir keterangannya mengajak semua elemen bangsa untuk senantiasa berdoa kepada Allah Subahanahu Wa Ta’ala. Sehingga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dilimpahi oleh rahmat dan dijauhkan dari perpecahan antar anak bangsa. Selain itu agar musibah bencana wabah Covid-19 segera diangkat dari bumi Indonesia.
Pernyataan Sikap Majelis Silaturahmi Ulama dan Tokoh Umat Islam Surakarta
- Menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas tragedi tewasnya enam orang laskar Front Pembela Islam (FPI) yang seharusnya bisa dihindari dan meminta kepada semua pihak untuk menghindari cara-cara kekerasan dalam menyelesaikan masalah. Bahwasanya tidak ada alasan apapun dalam syariat Islam untuk menghalalkan pembunuhan apalagi terhadap seorang muslim tanpa hak.
- Mengecam keras segala bentuk pertumpahan darah apalagi penghilangan nyawa tanpa hak. Baik yang dilakukan elemen masyarakat atau aparat kepolisian yang dibekali persenjataan yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayom masyarakat yang harus mengutamakan tindakan persuasif, kalaupun harus tegas, terukur tanpa harus membunuh.
- Mendorong kepada pihak kepolisian dan pihak FPI untuk mengutamakan kejujuran, transparan, tidak menyembunyikan fakta yang sebenarnya, dan tidak membuat kebohongan atas peristiwa ini yang justru akan menyebabkan laknat Allah SWT.
- Meminta dibentuknya tim independen dalam mengungkap tragedi tewasnya enam orang laskar Front Pembela Islam agar terkuak peristiwa yang sebenar-benarnya mengedepankan proses hukum yang konsekwen, adil dan transparan agar tidak merusak citra negara hukum Republik Indonesia atas pelanggaran HAM berat.
- Mendukung tindakan tegas TNI/Polri dalam penegakan hukum terhadap siapapun terutama kepada kelompok yang ingin mengganti Pancasila dan dasar negara RI, kelompok separatis, komunis, para koruptor, teroris, bandar narkoba, dan kepada orang/organisasi yang jelas-jelas melanggar hukum tanpa dibuat-buat. Dan tidak berlaku sewenang-wenang, bertindak adil, tidak tebang pilih, dalam melakukan tindakan tegas dan terukur.
- Meminta masyarakat dan organisasi manapun untu tetap tenang dan tidak terprovokasi terutama pihak kepolisian dan pihak FPI untuk tidak mengeluarkan statement yang memperkeruh keadaan yang menyebabkan situasi masyarakat tidak kondusif, apalagi saling fitnah, saling benci, saling serang di media sosial yang justru semakin membuat perpecahan anak bangsa agar kita tidak mudah dan tidak mau diadudomba.
- Mengajak seluruh elemen bangsa untuk senantiasa berdoa kepada Allah SWT agar melimpahkan rahmat kepada Bangsa Indonesia agar jauh dari perpecahan antar anak bangsa dan Allah SWT segera mengangkat wabah pandemic Covid-19 dari bumi Indonesia.
Penulis: Kukuh Subekti