(IslamToday ID) – Muhammadiyah memberikan koreksi waktu Subuh untuk negara Indonesia dari yang semula posisi matahari di ketinggian minus 20 derajat menjadi minus 18.
Keputusan itu termaktub dalam hasil Munas Tarjih Muhammadiyah ke-31 yang rampung digelar pada hari Ahad (20/12/2020) kemarin.
“Menyimpulkan bahwa ketinggian matahari pada waktu Subuh di angka -20 derajat perlu dikoreksi dan Majelis Tarjih menilai -18 derajat merupakan angka yang lebih akurat,” kata Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mohamad Mas’udi seperti dikutip dari CNN Indonesia, Senin (21/12/2020).
Dengan adanya keputusan tersebut, Munas Tarjih Muhammadiyah menyatakan waktu Subuh di Indonesia diundur sekitar 8 menit. Sebagai ilustrasi, bila waktu Subuh di Indonesia Bagian Barat (WIB) menunjukkan pukul 03.50 WIB, maka awal waktu Subuh mundur 8 menit menjadi 03.58 WIB.
Mas’udi menjelaskan keputusan untuk mengoreksi waktu Subuh turut berpedoman pada temuan riset yang dilakukan Islamic Science Research Network (ISRN) UHAMKA, Pusat Astronomi Universitas Ahmad Dahlan (Pastron UAD), dan Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (OIF UMSU).
Tiga institusi itu, katanya, secara khusus mengamati perubahan cahaya pagi di beberapa kota di Indonesia selama beberapa tahun belakangan ini.
“Pembahasan terkait masalah waktu Subuh ini juga merupakan lanjutan dari temuan tiga lembaga ini,” kata Mas’udi.
Ia menjelaskan waktu Subuh sendiri ditentukan fenomena alam berdasarkan Alquran dan Hadis. Kemudian, berbagai pandangan dari para ulama-astronom diperlihatkan untuk menambah referensi terkait ketentuan waktu Subuh di Indonesia.
Apalagi, belakangan ini pembahasan mengenai waktu Subuh cukup hangat diperbincangkan lantaran adanya perbedaan pendapat tentang ketinggian matahari waktu Subuh.
Berdasarkan buku berjudul “Pedoman Hisab Muhammadiyah” terbitan tahun 2009 menjelaskan bahwa waktu Subuh dalam posisi matahari minus 18 derajat.
Buku itu mengatakan bahwa definisi waktu Subuh adalah sejak terbit fajar sadik sampai waktu terbit matahari. Sebagai informasi, fajar sadik dalam falak ilmi dipahami sebagai awal fajar astronomi (astronomical twilight). Cahaya ini mulai muncul di ufuk timur menjelang terbit matahari pada saat matahari berada sekitar 18º di bawah ufuk (atau jarak zenit matahari = 108º). [wip]