(IslamToday ID) – Hari pertama berdinas sebagai Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini alias Risma menemui seorang pemulung di kawasan aliran Sungai Ciliwung, belakang kantor Kementerian Sosial (Kemensos).
Dari atas jembatan, tepatnya di Fly Over Pramuka, Jalan Pramuka Sari II, Risma berdialog dengan seorang pemulung dengan gerobaknya yang bersiap melakukan rutinitas pagi bersama istrinya.
Risma berdialog menanyakan berbagai hal kepada pasangan suami istri itu. Diketahui dari hasil memulung mereka mendapatkan hasil Rp 800.000 per bulan. Sebagian dari penghasilan tersebut dikirimkan untuk anak mereka di kampung.
“Bapak ibu saya carikan rumah, jadi nggak perlu ada biaya ngontrak. Tetap cari sampah seperti ini. Nanti sampah dari Kementerian Sosial bisa untuk bapak. Sambil saya ajari usaha. Masak mau, terus kaya gini, ya. Mau ya,” katanya seperti dikutip dari Kontan, Rabu (30/12/2020).
Setelah berdialog sekitar 30 menit, selanjutnya rombongan terus bergerak. Setelah tadi di atas jembatan, kali ini Risma memilih turun ke bawah jembatan. Untuk keperluan itu, ia harus rela memanjat tangga kayu seadanya yang sengaja dipasang warga setempat.
Persis di kolong jembatan, Risma menyaksikan beberapa keluarga yang sengaja tinggal di bawah kolong jembatan. Di salah satu sudut, tampak salah satu lokasi hunian gelandangan. Di sini terlihat di antaranya kasur gulung lusuh, almari butut, perangkat mandi, dan sandal jepit berserakan di sekitarnya, yang ditinggal penghuninya.
Dari sini ia terus menyusuri bantaran kali sambil menyapa satu-satu penghuni di sepanjang kawasan ini. Kepada warga bantaran yang menyaksikan kedatangan rombongan ini, Risma menyampaikan lagi keinginannya untuk mengubah nasib mereka.
“Bapak ibu, saya hanya ingin penjenengan tinggal di tempat yang lebih baik. Ayo pak, mau ya pak,” katanya.
Dari bantaran kali, Risma dan rombongan bergerak ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis “Pangudi Luhur” di Bekasi. Sesuai dengan namanya, Balai “Pangudi Luhur” merupakan bentuk respons Kemensos terhadap permasalahan gelandangan dan pengemis.
Balai Pangudi Luhur menyelenggarakan rehabilitas sosial yang bersifat sementara (temporary shelter). Di sini para “gepeng” mendapat layanan vokasi dalam jangka tertentu, dimana selanjutnya pemberdayaan dilakukan dengan bermitra dengan pemerintah daerah.
Sebelumnya, usai dilantik sebagai Mensos, Risma menyatakan tidak akan mengubah gaya kepemimpinannya seperti saat menjabat Walikota Surabaya. Ia akan tetap blusukan untuk melihat permasalahan dari dekat.
Sikap Risma itu mendapat tanggapan dari politikus Partai Demokrat, Taufiqurrahman. Ia menyentil Risma yang melakukan blusukan di kolong jembatan di Jakarta di hari pertamanya bekerja sebagai Mensos itu.
Taufiqurrahman menilai blusukan yang dilakukan memang baik. Akan tetapi, lebih baik lagi jika Risma fokus memperbaiki sistem di Kemensos yang baru saja tersandung kasus korupsi dana bantuan sosial.
“Bu risma yang cantik, memang baik upaya pencitraan yang ibu lakukan, kunjungan ke kolong jembatan, tapi lebih baik lagi segera ibu perbaiki sistem di Kemensos yang baru saja kena OTT korupsi,” cuit Taufiqurrahman di Twitter-nya seperti dikutip dari FIN, Rabu (30/12/2020).
Taufiq mengatakan jangan sampai bansos jadi bancakan. Apalagi ada dugaan dana mengalir ke partai. “Jangan sampai bansos jadi bancakan lagi ya bu, apalagi ada dugaan KPK dananya mengalir ke partai,” tukasnya. [wip]