(IslamToday ID) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI KH Muhyiddin Junaidi turut bersuara keras terkait dengan penangkapan Munarman. Ia menyebut penangkapan itu adalah bentuk baru dari gerakan Islamophobia.
“Jelas sekali penangkapan itu adalah bentuk baru dari gerakan Islam phobia yang tujuan utamanya adalah menciptakan ketakutan, kekhawatiran yang berlebihan, dan anti-Islam,” kata Muhyiddin seperti dikutip dari Panjimas, Kamis (29/4/2021).
Lebih lanjut ia juga menyampaikan jika terorisme, radikalisme, dan ekstremisme adalah produk musuh kaum muslim yang diprakarsai oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
“Saat ini dunia sudah menganggap isu tersebut kedaluarsa. ISIS juga diakui mereka sebagai
produk hasil rekayasa mereka untuk menciptakan konflik dan menguras sumber daya kaum muslimin,” katanya.
Pengurus MUI yang banyak menguasai informasi dunia Islam di berbagai penjuru dunia ini juga menyebut setelah sekian lama Densus 88 sunyi tanpa aktivitas yang berarti, kini mulai unjuk gigi lagi. Tapi, katanya, masyarakat sudah tak lagi percaya dengan manuver politik tersebut, seakan musuh utama negara ini adalah terorisme saja.
“Sementara mega korupsi, penggelapan uang negara, power abuse dan malpraktik oleh para pengelola negara ini dianggap biasa saja. Begitu juga para pimpinan separatis Papua yang jelas anti-NKRI dan melakukan pembunuhan dan melanggar konstitusi negara malah dibiarkan,” pungkasnya.
Di lain pihak, anggota DPR RI asal Partai Gerindra, Fadli Zon mengaku tidak percaya dengan tuduhan kasus terorisme yang dilayangkan polisi kepada Munarman. Sebab, ia mengaku kenal baik dengan eks Sekretaris Umum FPI itu.
“Saya mengenal baik Munarman dan saya tidak percaya dengan tuduhan teroris ini,” tulis Fadli di akun Twitter miliknya @fadlizon. “Sungguh mengada-ada dan kurang kerjaan,” tambahnya.
Hormati Asas Praduga Tak Bersalah
Kritikan juga dilontarkan oleh politisi PKS Habib Aboe Bakar Alhabsyi. Ia meminta kepolisian mentaati dan menghormati asas praduga tak bersalah ketika menyelidiki perkara tindak pidana terorisme.
“Kami meminta aparat penyidik memastikan keadilan hukum bagi semua, diantaranya menjunjung tinggi asas praduga tidak bersalah,” katanya seperti dikutip dari Pikiran Rakyat.
Selain itu, ia mengingatkan kepolisian dan lembaga penegak hukum lainnya untuk proses penyidikan dan penyelidikan dilakukan secara transparan, akuntabel, dan tidak diskriminatif.
“Semua proses penyidikan (diharapkan) sesuai ketentuan dan tidak diskriminatif, dan semua prosesnya harus transparan dan akuntabel. PKS mendukung segala upaya pencegahan dan penghentian tindak pidana terorisme secara beradab dan sesuai prosedur,” katanya.
Ia berpendapat lembaga negara yang bertugas menanggulangi terorisme tidak boleh berlebihan dan sewenang-wenang menggunakan kekuasaan.
Politisi Partai Demokrat Andi Arief juga turut bersuara terkait penangkapan Munarman melalui akun @Andiarief_ pada 27 April 2021. “Aparat harus adil dan memiliki bukti kuat untuk menteroriskan Munarman. Jika tidak terbukti, harus dilepas,” cuitnya.
Andi Arief juga mengungkap dirinya sebagai kawan baik Munarman. Sehingga ada keyakinan Andi Arief jika Munarman tak terlibat dalam terorisme.
“Munarman kawan baik saya, saya tidak yakin dia terlibat terorisme. Dia pasti kuat menghadapi persoalan ini. Tugas kita mengawal ini agar ada keadilan,” tambahnya. [wip]