IslamToday ID — Pengamat politik Rocky Gerung memberikan komentar terkait isu kebocoran data BPJS Kesehatan. Ia menilai ada ancaman serius dari hacker kekuasaan yang akan memanfaatkan kebocoran data ini.
Menurut Rocky, hacker kekuasaan bisa memanfaatkan big data untuk mengintai bahkan mencuri data warga negaranya, dari data pribadi hingga nomor teleponnya.
Hal ini disebutkan Rocky dalam wawancara darling dalam kanal Youtube milik Mardani Ali Sera, dalam tajuk ‘BIG DATA VS BIG MISTAKES’
“yang berbahaya kalau hackernya kekuasaan, dia ga peduli dengan etika datanya karena dia hanya ingin memata-matai warga negara, kalau soal kebocoran data , bukan udah bocor tapi data memang diambil untuk dijual,” kata Rocky, Minggu, ( 28 Mei 2021)
“Jadi yang bahaya bukan hacker individual yang justru menyumbangkan perbaikan pada sistem data. Yang berbahaya hacker kekuasaan yang mencuri data kita untuk dikembalikan menjadi policy tanpa persetujuan kita,” sambungnya.
Lanjutnya, menurut padangan Rocky, hacker kekuasaan ini juga akan memanfaatkan kebocoran big data untuk keperluan pemilu.
“ Big data jangan sampai ini menjadi alat dari pemerintah , sehingga pemerintah menjadi big brother, bos besar yang berupaya untuk mengamati manusia warga negara. Ini yang sedang berlangsung di Indonesia” sebut Rocky.
Kemudian, Rocky menilai big data menjadi alat kebohongan pemerintah, lebih dari itu big data juga menjadi alat penyadapan dan membuat takut masyarakat.
“ Big data juga justru menjadi big lies, berbohong dengan data. Maka di situ big data berubah menjadi Big Brother, big brother is watching you, itu yang namanya negara totaliter. ” ucapnya.
Big Data Dimanfaatkan Koorporasi
Dalam wawancara darling tersebut, Rocky juga menyebutkan big data juga digunakan para perusahaan untuk membaca behaviour ( kebiasaan) dari konsumennya. Dan data ‘kebiasaan konsumen’ tersebut, akan digunakan untuk mengambil keuntungan semata.
“ Misal nya ada orang yang suka makan enak itu berarti ( diartikan) dia potensial diabet. Oleh karena itu, data ( data kebiasaan ) itu diperlukan oleh asuransi untuk menentukan, berapa premi yang dia bayar, supaya lebih rigit analisa asuransi,” jelasnya.
Penulis Kanzun