(IslamToday ID) – Gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Maluku Tengah, Maluku, Rabu (16/6/2021) siang. BMKG menyatakan gempa bumi tersebut berpotensi menimbulkan tsunami.
Warga Kecamatan Tehoru sempat panik saat melihat air laut surut kemudian muncul gelombang meski kecil menghantam talud pemecah ombak. Berdasarkan hasil observasi muka laut di Stasiun Tide Gauge Tehoru menunjukkan ada kenaikan muka air laut setinggi 0,5 meter.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Maluku Tengah mencatat 33 rumah rusak akibat gempa. Puluhan rumah yang rusak itu antara lain berada di Desa Tehoru, Desa Saunolu, dan Desa Yaputih, Kecamatan Tehoru.
“Jadi total 33 rumah rusak, rusaknya ringan dan sedang,” kata Kepala BPBD Maluku Tengah Abdul Latif Key seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Ia menyebut talud pemecah ombak sepanjang 15 meter juga rusak akibat getaran gempa tersebut. Saat ini, tim BPBD Maluku Tengah masih mendata warga yang rumahnya rusak dan warga yang lari ke gunung.
Mona, seorang warga Tehoru mengaku sebagian warga pesisir pantai masih bertahan di gunung. Ia menuturkan warga belum turun dan kembali beraktivitas di rumah mereka masing-masing.
Akibat gempa, terjadi tanah ambles di Dusun Mahu, Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru.
“Ada tanah yang ambles cukup dalam di dekat rumah warga dusun kami dan sempat membuat warga panik, tapi sudah kami beri arahan,” kata Kepala Desa Tehoru Hud Silawane seperti dikutip dari Antara.
Ia mengatakan tanah ambles terjadi di dua lokasi dengan kedalaman kurang lebih antara 6 sampai 8 meter. Lokasinya berdekatan dengan rumah warga. Namun, katanya, bencana alam ini tidak menimbulkan korban jiwa.
“Tidak ada korban jiwa, kami hanya meminta warga agar berhati-hati dan keluar dari rumah, takutnya ada gempa susulan yang membuat retakan melebar,” katanya.
Gempa juga mengakibatkan sedikitnya 4 rumah warga di Dusun Mahu mengalami rusak ringan dan sedang, dua rumah rusak ringan dan satu rusak berat di Dusun Pasalolu, serta pagar tembok Mushala Nurul Jami, Desa Tehoru roboh.
Selain kerusakan bangunan dan tanah ambles, hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa akibat gempa bumi di Kecamatan Tehoru.
Pemerintah desa juga telah mengimbau warga yang bermukim di kawasan pesisir di Desa Tehoru, Dusun Mahu dan Pasalolu untuk waspada terhadap gempa susulan dan mengungsi ke dataran lebih tinggi.
“Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada korban jiwa, hanya tanah ambles dan rumah rusak, ada yang dindingnya roboh, keluarganya sudah kami minta untuk pindah sementara waktu,” kata Hud Silawane.
Laporan Stasiun Geofisika Klas I Ambon (Stageof Ambon) gempa terjadi dua kali di Kabupaten Maluku Tengah. Gempa pertama magnitudo 3,5 di 6 km barat daya Tehoru sekitar pukul 12.22 WIT, dan gempa magnitudo 6,1 di 40 km timur Kota Masohi, kedalaman 10 kilometer pada pukul 13.43.08 WIT.
BMKG mencatat 13 gempa susulan atau dikenal dengan aftershock setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Maluku Tengah, Maluku.
Gempa susulan sebanyak 13 kali itu terjadi hingga pukul 13.35 waktu setempat, dengan kekuatan terbesar magnitudo 3,5.
“Bagi masyarakat di sepanjang Pantai Japutih sampai Pantau Apiahu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Maluku, segera menjauhi pantai menuju tempat tinggi,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui keterangan tertulis. [wip]