IslamToday ID — Salah satu dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Susanti mendirikan start up PathGen Diagnostik Teknologi.
Susanti menyebutkan alasan utama mendirikan start up ini adalah untuk penguatan deteksi dini dan pencegahan kanker usus di Indonesia.
Susanti mengatakan pendirian ini juga didasari pengalaman dia yang juga menderita kanker usus pada 2014. Dirinya sebagai ilmuwan peneliti kanker tentu merasa heran, mengapa di usianya yang masih muda dapat terkena penyakit kanker.
Susanti berharap dapat meneliti hal ini dan menemukan penyebabnya dalam riset diagnosis molekuler di PathGen Diagnostik Teknologi. Susanti memaparkan sebanyak 80% orang dapat menderita kanker usus dengan tidak diketahui faktor penyebabnya.
Ia juga termotivasi melakukan riset atas dukungan sang suami, Ciptoaji. Tak sendirian dalam melakukan riset, Susanti dibantu oleh tim peneliti Nottingham for Clinical Research and Training (NICCRAT).
Bagi Susanti pendeteksian kanker sejak dini sangat dibutuhkan oleh penderita kanker. Pasalnya dengan mendeteksi dini bisa mencegah penyakit kanker menjadi lebih parah.
Pasien kanker usus juga bisa terbantu mendapatkan pengobatan yang sesuai dengan kondisinya. Bila menderita kanker usus karena faktor genetik, anggota keluarga lain dapat segera mendapatkan deteksi dini untuk pencegahan.
Untuk itu, Susanti bersama tim peneliti NICCRAT akan memberikan kit tes diagnostik molekuler untuk mendeteksi kanker usus dengan biaya terjangkau.
Atas keteguhannya itu, PathGen masuk start up inkubasi LIPI dan akan mewakili Indonesia di ajang inovasi sosial startup dari Extreme Tech Challenge pada 22 Juli mendatang di California, Amerika Serikat.
Susanti yang juga penerima beasiswa dari Islamic Development Bank untuk dapat berkuliah di School of Medicine Nottingham University, UK mengaku sangat kaget dan merasa senang dengan pencapaian yang ia raih bersama tim risetnya.
Penulis Kanzun