IslamToday ID — Lembaga kajian strategis yang berfokus pada pembangunan kesehatan, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI) mendesak Presiden Joko Widodo untuk serius menangani pandemi covid19.
Desakan ini muncul atas dukungan dari beberapa profesi, mulai dari dokter hingga pakar ekonom. CISDI juga menuliskan surat terbuka untuk Presiden Jokowi. Dalam surat tersebut dituliskan bahwa CISDI merasa kecewa terhadap pemerintahan Jokowi ketika merespon pandemi di akhir tahun 2019.
“Sejak awal pandemi, kami telah memantau apa yang terjadi di masyarakat dan bagaimana Pemerintah yang Bapak pimpin merespon masalah ini. Terus terang pada awalnya kami sangat kecewa dengan sikap dan perilaku jajaran pemerintah, khususnya anggota kabinet yang cenderung menyepelekan masuknya dan menyebarnya virus korona SARS-COV2 di masyarakat Indonesia,” tulis CISDI dalam surat terbuka.
Menurut mereka, rencana penanganan pandemi tergantung pada respon di masa awal kasus, ketika laju penularan masih dapat dilacak dan dibendung. Pemerintah juga dinilai lamban dalam mengantisipasi laju penularan akibat varian baru virus korona yang berasal dari negara lain.
Salah satunya adalah Varian Delta yang saat ini sudah berada di berbagai wilayah Indonesia, terlebih di Jawa dan Madura. Menurut CISDI varian ini juga menjadi salah satu alasan mengapa angka kasus pandemi Indonesia melaju cepat dan mengakibatkan kapasitas rumahsakit penuh.
“Data LaporCovid-19, dalam beberapa hari terakhir kesulitan menampung permintaan bantuan warga di sekitar Jabodetabek dan Bandung Raya untuk mencarikan fasilitas kesehatan karena rumah sakit yang penuh,” ujar CISDI.
“Berdasarkan Pikobar Jawa Barat, saat ini ketersediaan tempat tidur untuk Bandung Raya mayoritas telah berada di atas 80 persen. Sementara itu, untuk Jawa Barat secara keseluruhan, total BOR berdasarkan update per-tanggal 16 Juni 2021 telah mencapai 77,3 persen,” sambungnya,
Oleh Karena itu, CISDI meminta presiden untuk segera mengambil tindakan tegas dalam pengendalian pandemi.
CISDI juga meminta Jokowi untuk menggunakan kekuasaan secara arif dalam mengambil tindakan yang cepat, pasti, efektif, konsisten, dan terkoordinasi oleh seluruh jajaran. Hal ini guna menjaga Indonesia tidak terjebak dalam gelombang ekstrim seperti di negara lain.
“Ini membutuhkan respon kolektif yang sangat tergantung pada keputusan politik dari kepemimpinan nasional. Sebagai pemegang otoritas politik tertinggi di Republik ini, Bapak memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk melindungi setiap warga negara Indonesia dari risiko penularan virus corona,” katanya.
Melalui surat terbuka ini CISDI meminta pemerintah untuk memperbaiki sistem Kesehatan Indonesia, seperti penanganan gawat darurat terpadu, prehospital care, rujukan, ambulan dan pelayanan di puskesmas
Tak hanya itu, para relawan yang tergabung dalam CISDI berharap pemerintah mengeluarkan keputusan karantina wilayah dan mempertegas pembatasan pergerakan fisik, dengan sanksi yang tegas.
“Serta memberi dukungan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan sosial. Meningkatkan tes dan lacak, yang sampai sekarang masih di bawah standar WHO,” sebutnya.
Surat terbuka yang telah ditandatangani 2.474 orang ini menyetujui desakan CISDI kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem pendataan dan pelaporan kasus serta kematian, sehingga masyarakat memiliki gambaran yang akurat tentang kondisi pandemi.
“Komunikasikan kebijakan karantina wilayah dan pembatasan sosial yang ketat secara konsisten dan terus menerus melalui berbagai kanal media komunikasi yang dimiliki pemerintah nasional dan daerah, pelibatan tokoh masyarakat, organisasi keagamaan dan elemen masyarakat lainnya hingga indikator epidemiologi memenuhi standar emas penanganan wabah,” tutupnya.
Penulis Kanzun Dinan