IslamToday ID — Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai pemerintahan sekarang ini tidak memiliki kebijakan ekonomi yang cukup baik.
Pasalnya, Anthony melihat kebijakan ekonomi yang selama ini dijalankan dari sisi transportasi dinilai kurang efektif. Contohnya saja kebijakan tol laut, dalam pandangannya, tol laut hanya mengatasi permasalahan terkait logistik saja.
“Saya lihat sementara ini selama ini pemerintahan yang sekarang ini tidak mempunyai kebijakan ekonomi. Tol laut dan sebagainya itu itu bukan suatu kebijakan ekonomi tetapi ini adalah salah satu solusi permasalahan logistik, platformnya industri dan perdagangan itu tidak terlihat,” kata Anthony dalam sebuah wawancara di kanal Youtube, Kamis ( 10/06/2021)
Tak hanya itu, Anthony juga melihat kondisi kebijakan moneter di Indonesia juga tidak berfungsi. Sebab, pemerintah tidak juga menurunkan suku bunga pinjaman kepada masyarakat yang ingin melakukan peminjaman.
Padahal menurut dia, ditengah kondisi pandemi ini seharusnya pemerintah memberikan stimulus agar masyarakat mampu bangkit dan mendorong perekonomian.
“Di dalam kondisi krisis baru terlihat bahwa kebijakan moneter ini mandul, tidak berfungsi,karena suku bunganya pun relatif tinggi dan suku bunga pinjaman tidak turun. Saya harus ulang berapa kali ini kebijakan moneter yang benar adalah menurunkan suku bunga serendah-rendahnya untuk memberikan stimulus ekonomi kepada rakyat kepada perusahaan,” jelasnya.
“Sekarang perusahaan masih menanggung bunga yang cukup tinggi ada yang 10% ada yang 11% ada yang 9% itu , di dalam pandemi lagi sulit ini mereka masih disuguhkan dengan suku bunga tinggi , itu bahwa kebijakan moneter kita ini adalah mandul,”sambungnya.
Untuk itu, Anthony mendesak Pemerintah untuk memperbaiki kebijakan tersebut. Jika hal ini masih terus berjalan, ia memprediksi ekonomi Indonesia akan mengalami defisit atau ambruk.
Bila ekonomi sudah mengalami defisit terus-menerus, maka menurut Anthony, masyarakat akan menjual aset-asetnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ini adalah menjadi PR Besar kepada bank Indonesia dan OJK bagaimana bisa memberi stimulus kepada ekonomi. Kalau ini berjalan setahun lagi pasti ekonomi kita kan ambruk banyak sekali yang bangkrut, banyak orang aset-aset yang harus dijual Dari aset pribadi dan juga perusahaan-perusahaan tidak bisa membayar lagi. kesulitan likuiditas ,” ucap Anthony.
Kemudian Anthony juga menyebutkan bantuan penundaan pembayaran bunga pinjaman yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan atau masyarakat tidak megurangi beban yang dimiliki. Sebab, ini akan membuat kewajiban utang semakin menumpuk.
“Sekarang mereka masih bisa bertahan karena mereka diberikan yang namanya relaksasi artinya Anda boleh menunda pembayaran bunga tapi menunggak itu kan sama juga menumpuk kewajiban dan kebijakan moneter itu sudah tidak bisa ada ada giginya lagi sudah tidak bertaring,” pungkasnya.
Penulis Kanzun