IslamToday ID — Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menyebutkan kebijakan kenaikan pajak yang akan direncanakan oleh pemerintah sebesar 10 persen hingga 12 persen adalah imbas dari keuangan negara yang semakin turun.
Sebab, pemerintah terus-menerus menambah utang sehingga menyebabkan uang yang telah ada menjadi berkurang untuk membayar utang.
Selain itu, Anthony juga mengatakan kenaikan pajak ini bukan strategi dari kebijakan fiskal yang seharusnya. Padahal kebijakan fiskal yang baik adalah menurunkan pajak agar daya beli masyakat naik dan munumbuhkan perekonomian.
“Kita punya ekonomi keuangan negara turun maka harus mengambil utang. Jadi ini kenaikan PPN yang diharapkan sebagai pemasukan kepada negara. Tetapi mengenakan PPN ini tidak memberikan solusi kepada ekonomi, ” katanya, Kamis ( 10/06/2021)
Selain itu, dalam pandangan Anthony, hasil pendapatan kenaikan PPN yang akan diterima oleh negara ini akan sama dengan hasil kehilangan kosumsi masyarakat seluruh Indonesia. Sehingga hal ini menjadi tidak efektif.
“ (Pajak ) ini memberikan peningkatan sedikit terhadap apa penerimaan negara ya ,oke lah, karena PPN itu kurang lebih Rp 500 triliun ( sebelum naik), di mana kalau kenaikan dari 10persen sampai itu menjadi 12 persen ya itu ada kenaikan kurang lebih Rp100 triliun. Tapi kenaikan 100 triliun itu adalah penurunan 100 triliun konsumsi masyarakat,”ucap Anthony.
“Jadi ini akan anjlok lebih banyak lagi karena ekonomi di daerah itu tidak akan berjalan karena konsumsinya tertahan. kalau kita lihat seluruh Indonesia ini kan banyak dikonsumsi di daerah orang-orang daerah yang mendapatkan kenaikan harga maka kemiskinan akan bertambah,” lanjutnya.
Tak hanya kenaikan pajak PPN, Anthony juga menyoroti kenaikan pajak PPh yang akan diberikan kepada masyarakat berpenghasilan tinggi. Namun, kenaikan PPh ini dinilai oleh Anthony sebuah kebijakan yang tak masuk akal. Pasalnya, menurutnya masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi hanya sedikit saja.
“Berapa banyak orang yang profesinya mempunyai pendapatan Rp 5 M di atas, di perusahaan yang di Sudirman juga sangat sedikit kecuali dia itu memang bagian dari suatu grup besar,” ucapnya.
Melihat kondisi perekonomian seperti, Anthony menilai seharusnya negara memiliki rencana agar keuangan negara tak mengalami penurunan. Seperti, mengurangi defisit. Kemudian mengurangi belanja negara atau meningkatkan pendapatan negara. Dan menurut Anthony, pemerintah enggan untuk memilih keduanya.
“Yang ditempuh oleh negara mereka tidak mau mengurangi belanja lalu mereka juga supaya hutang tidak terlalu banyak, maka mereka menaikkan pajak, dan menaikkan pajak. Kenaikan pajak untuk pajak penghasilan yang orang berpenghasilan tinggi.,”
Penulis Kanzun