(IslamToday ID) – BEM UI terpaksa harus berurusan dengan pihak rektorat setelah menyampaikan kritik keras terhadap Presiden Jokowi. Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra beserta sejumlah mahasiswa dipanggil oleh Direktur Kemahasiswaan UI Tito Latif Indra.
Dalam surat bernomor 915/UN2.R1.KMHS/PDP.00.04.00/2021, ada 10 mahasiswa yang dipanggil. Semua mahasiswa yang dipanggil tersebut berasal dari BEM UI.
Pemanggilan tersebut berkenaan dengan adanya poster yang diunggah BEM UI di akun media sosialnya berisi meme Presiden Jokowi disertai narasi kritikan atas kepemimpinan Jokowi.
“Sehubungan dengan beredarnya poster yang dikeluarkan BEM UI yang menggunakan foto Presiden RI, maka kami memanggil saudara pada Minggu (27/6/2021) pukul 15.00 WIB di ruang rapat Ditmawa lantai 1,” demikian keterangan surat tersebut seperti dikutip dari RMOL, Ahad (27/6/2021).
Surat tersebut ditandatangani oleh Tito Latif Indra dan ditembuskan kepada Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UI.
Dalam unggahan sebelumnya, BEM UI menyebut Presiden Jokowi adalah presiden yang suka mengobral janji manis.
“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu,” tulis akun @BEMUI_Official.
Beberapa hal yang disinggung BEM UI diantaranya soal Revisi UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), janji penguatan KPK, kerinduan didemo mahasiswa, serta beberapa lainnya.
“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk ‘lip service’ semata. Berhenti membual, rakyat sudah mual!” kritik BEM UI.
Tak hanya itu, unggahan BEM UI juga turut menyertakan beberapa meme gambar Presiden Jokowi. Seperti halnya gambar Presiden Jokowi di atas mimbar pidato dan disertai sebuah mahkota di kepala. “Jokowi: the king of lip service,” tulis meme tersebut.
Sementara itu, analis politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai kritikan yang disampaikan BEM UI diyakini berbasis data.
“Penyebutan BEM UI kepada Jokowi sebagai the king of lip sevice itu tentu bukan kesimpulan sembarangan, tetapi yang pasti menggunakan scientific approach, berbasis pada data yang kuat,” ujar Ubedilah.
Menurutnya, apa yang disampaikan BEM UI tak keliru karena sudah banyak data membuktikan bahwa kepemimpinan Jokowi lebih banyak janji. “Banyak janji yang tidak terpenuhi. Misalnya dari janji menguatkan KPK sampai janji ekonomi yang akan meroket,” kata Ubedilah.
Soal pemanggilan BEM UI oleh pihak rektorat, ia menilai hal itu wajar sebagai bentuk permintaan penjelasan kepada para mahasiswanya.
“Tetapi ini karena terkait kritik mahasiswa pada presiden, maka upaya rektorat itu memungkinkan dimaknai sebagai upaya intervensi rektorat terhadap kebebasan berpikir dan berekspresi mahasiswa,” jelas Ubedilah.
Sikap pihak rektorat tersebut bisa saja dilakukan karena khawatir ditegur pihak Istana. Atau bisa jadi Ubedilah menduga UI sudah ditegur Istana buntut meme kritikan kepada Presiden Jokowi. “Pola semacam itu mirip-mirip dengan saat beberapa bulan sebelum kejatuhan rezim Soeharto,” pungkas Ubedilah. [wip]