(IslamToday ID) – Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyerukan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk belasungkawa terhadap pasien Covid-19 yang terus berjatuhan.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyebut tahun ini sebagai tahun duka cita. Ia menyoroti jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia.
“Jika memang keadaan tidak membaik, tidak ada salahnya apabila bangsa Indonesia mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai ungkapan belasungkawa,” tulis Mu’ti lewat akun Twitter @Abe_Mukti, Rabu (7/7/2021).
Pemerintah Indonesia telah melaporkan 2.345.018 kasus Covid-19 sejak pandemi berlangsung. Sebanyak 61.868 orang telah meninggal dunia karena penyakit itu.
Dalam beberapa hari terakhir, Indonesia selalu melaporkan tambahan kasus dan kematian dalam jumlah besar. Pada hari Selasa (6/7/2021), Indonesia melaporkan kematian 728 orang karena Covid-19, tertinggi sejak Maret 2020.
Mu’ti mengkhawatirkan kesiapan fasilitas kesehatan menghadapi kondisi saat ini. Ia berpendapat jumlah pasien yang wafat akan kian bertambah.
“Jumlah yang wafat terus meningkat seiring keterbatasan fasilitas dan pelayanan rumah sakit,” kata Mu’ti.
Seruan Muhammadiyah untuk mengibarkan bendera setengah tiang direspons beragam. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan selawat dan ibadah sebagai respons terhadap keadaan pandemi.
Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengajak masyarakat berselawat dan beribadah. Ia ingin masyarakat mengambil hikmah dari keadaan saat ini, salah satunya berbuat baik karena ingat kematian.
“Kalau kita dengan cara menyelenggarakan doa munajat selawat nariyah. Kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah,” ujar Helmy seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Hal serupa juga disampaikan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ketua MUI KH Cholil Nafis menghargai seruan bendera setengah tiang Muhammadiyah sebagai sebuah ekspresi.
Cholil menyampaikan siapapun punya cara masing-masing merespons keadaan pandemi. MUI lebih memilih untuk memperbanyak ibadah di tengah kondisi saat ini.
“Monggo yang lain mau setengah tiang, mau apa. Kalau MUI ya zikir dan istigasah. Zikir dan mohon ampun, pertolongan pada Allah,” tutur Kiai Cholil.
Sementara itu, pengamat politik Rocky Gerung menilai Indonesia bisa mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) dalam menangani Covid-19. Menurutnya, negeri Paman Sam itu berhasil tangani pandemi dengan cara mengganti presiden mereka.
Usulan Rocky yang meminta agar Indonesia mengikuti AS tersebut ia sampaikan lewat tayangan videonya di kanal Youtube Rocky Gerung Official, seperti dilihat pada hari Rabu (7/7/2021).
Dalam tayangan video berjudul “Amerika Ganti Presiden Covid Hilang. Indonesia?” tersebut, awalnya Rocky mengomentari sikap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan yang meminta publik untuk stop berkomentar soal Covid-19.
Menurutnya, sikap Luhut itu merupakan hal yang aneh dimana pada kondisi saat ini sebetulnya publik memerlukan sikap saling mengawasi terhadap pemerintah. Begitu pula sebaliknya.
Rocky lantas menyinggung sikap para menteri Jokowi yang hingga kini seolah diam seribu bahasa karena tak mampu menjelaskan kondisi sekarang ini. Justru, katanya, yang terlihat aktif hanyalah Luhut dan Presiden Jokowi. Sementara kabinet lainnya ia nilai tak paham apa-apa.
“Semua kebijakan memang tak perlu dikomentari, wong gagal terus,” ujar Rocky.
Mengutip Hops.id, Rocky dalam tayangan videonya itu juga mengungkapkan bagaimana AS kini mulai bebas dari Covid-19. Hal itu, menurutnya, bisa dilihat ketika warga di negara itu pesta kembang api di New York.
Saat acara itu digelar, banyak terlihat warga New York yang mulai tak mengenakan masker. Padahal, belum lama ini New York merupakan salah satu wilayah parah terdampak Covid-19.
Berkaca dari hal tersebut, Rocky menilai AS berhasil menangani Covid-19 usai mengganti presiden mereka. Oleh karena itu, ia meminta agar Indonesia mengikuti jejak AS dalam penanganan Covid-19 yakni dengan jalan ganti presiden.
“Tadi malam kita lihat New York sudah banyak yang lepas masker. Kemungkinan cara terbaik Amerika sebenarnya bisa kita ikuti, kita bisa ikuti dengan mengganti presiden. Amerika ganti presiden, Covid jadi lebih mudah ditangani,” ujarnya. [wip]