IslamToday ID — Managing Director Political Economy & Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai pengendalian Covid-19 terkesan main-main. Hal ini terlihat dari kebijakan pembatasan mobilisasi masyarakat yang selalu berganti sejak awal 2020.
Anthony menyebutkan ada banyak aturan pembatasan sosial yang dilakukan oleh pemerintah hingga 2021, sebagai upaya menekan angka kasus Covid-19. Akan tetapi, pemerintah selalu menghentikan kebijakan sebelum Covid-19 benar-benar bisa ditangani.
Anthony menduga hal ini dikarenakan pemerintah lebih memprioritaskan Ekonomi dibandingkan dengan kesehatan.
“Ekonomi lebih diprioritaskan dari kesehatan. Pemerintah semakin mengejar pemulihan ekonomi, maka kita akan semakin tertinggal. Karena kesehatan itu akan semakin dalam, tidak akan tuntas,” katanya dalam webinar yang diselenggarakan Narasi Institute, Sabtu ( 10/07/2021).
Misalnya saja pada PSBB pertama di 10 April-4 Juni 2020 lalu, kebijakan dihentikan dengan alasan ingin mengejar pertumbuhan ekonomi di kuartal ketiga. Padahal angka kasus pada saat ini belum menunjukkan penurunan.
“PSBB belum berhasil menurunkan kasus terinfeksi harian tapi di-stop. Demi pertumbuhan kuartal 3 tahun 2020? Hasilnya, kasus Covid 19 naik pesat,” ucapnya
Lebih lanjut, setelah penghentian PSBB periode pertama dan kasus Covid-19 kembali melonjak, pemerintah kembali menjalankan PSBB Ketat. Tetapi PSBB ini hanya berjalan sekitar 2 bulan. Sayangnya, PSBB periode kedua ini kemudian diberhentikan.
Padahal menurutnya, kasus harian belum turun, dan mengakibatkan kasus melesat menjadi hampir 15.000 di awal Januari 2021.
“Terpaksa, rem PSBB Ketat ditarik lagi. Main-main kan? Demi ekonomi lebaran, demi mencapai pertumbuhan 8%” ucapnya.
Anthony mengatakan jika hal ini terus menerus terjadi dan dilakukan berulangkali, menurutnya, pemerintah akan membawa malapetaka untuk semua bangsa Indonesia. Bahkan, fasilitas kesehatan juga akan mengalamai kolaps.
Padahal menurutnya, perbaikan ekonomi tidak akan berjalan jika pandemi belum ditangani dengan baik. Tak hanya itu, ekonomi juga secara otomatis akan membaik tanpa perlu dikejar.
“Kalau kita lihat ini mereka bermain-main dengan nyawa, dengan nafsu mengejar pertumbuhan ekonomi yang kemudian membawa malapetaka ke kita semua,” ujarnya.
“Pandemi memburuk, apalagi fasilitas kesehatan sudah banyak yang kolaps, akan membuat ekonomi memburuk. Bahwa fiskal kita akan kolaps,” Pungkasnya.
Penulis Kanzun