IslamToday ID — Pandemi covid-19 di Indonesia semakin memburuk dan mengerikan. Ironisnya, selama ini pemerintah terlalu mempedulikan pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan kesehatan dan keselamatan rakyat.
“Sejak awal tuh aliran mazhab bisnis ekonomi ini memang lebih dominan dalam pengambilan keputusan di pemerintah, inget pada waktu itu , kita harus cetak uang, kita harus siapkan uang Rp 4000 triliun untuk mengatasi pengusaha, macam-macam,” ujar Pakar Ekonomi Fuad Bawazier dalam kanal video Youtube Bravos Radio Indonesia, Senin ( 14/07/2021).
Menurutnya, sumber permasalahan yang kini dialami Indonesia adalah sisi kesehatan, dan hal ini yang seharusnya diatasi terlebih dahulu. Namun, ia melihat setiap kebijakan yang diambil oleh pemerintah pun selalu didominasi kepentingan bisnis dan ekonomi.
Hal ini terlihat dari anggaran untuk pemulihan ekonomi yang disiapkan pemerintah lebih tinggi dibandingkan dengan anggaran kesehatan. Selain itu juga terlihat dari masih berjalannya beberapa proyek infrastruktur serta pembangunan ibu kota baru di Kalimantan.
“Makanya sejak awal anggaranya itu lebih banyak yang kepada anggaran yang non kesehatan yang dikasih judul pemulihan ekonomi nasional, PEM gitu kan itu lebih besar dari awal. Orientasinya itu ke sana gitu. Yang proyek tidak begitu urgent pun seperti infrastruktur didengungkan ingin ibukota baru dijalankan itu, segala macam, itu masih diperkuat untuk PMN, BUMN segala macam gitu loh ya ,” ungkapnya.
Fakta kedua, kata Fuad, hingga sekarang pemerintah masih belum membayar tagihan kesehatan kepada rumah sakit rujukan covid-19. Padahal, banyak rumah sakit tengah kewalahan dalam keuangan untuk menangani lonjakan pasien covid-19 yang kian banyak.
“ Bagaimana mereka mau melakukan pelayanan prima, rumah sakit- rumah sakit ini dan tidak semuanya rumah sakit pemerintah ya, rumah sakit swasta, mereka yang megap-megap lah keuangannya. Ngurus covid dengan segala risiko” ujarnya
“Pelit betul itu menteri keuangan dan pemerintah untuk ngeluarin ini gitu,”lanjutnya.
Hal ini makin menguatkan bahwa krisis kesehatan dianaktirikan. Sebaliknya ekonomi dinilai lebih penting dibanding nyawa manusia. Betapa tidak, silva anggaran tahun lalu dan tahun ini begitu besar. Kata Fuad, artinya pemerintah sebenarnya memiliki anggaran, namun digenggam erat dan tidak diperuntukkan bagi rakyat.
“Jadi nyawa ekonomi seperti lebih penting dari nyawa manusia gitu,” pungkasnya
Penulis Kanzun