IslamToday ID — Pengamat politik Prof Firdaus Syam menilai pemberlakuan PPKM Darurat memunculkan turbelensi ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat menengah ke bawah. Hal ini lantaran bantuan sosial yang diberikan tak mampu menggerakkan roda kehidupan masyarakat.
“Itu masyarakat menghadapi tekanan yang sangat besar baik tekanan sosial maupun ekonomi. Dan ini menimbulkan suatu keadaan di mana masyarakat kehilangan keseimbangan psikologis,” kata Firdaus dalam kanal Youtube, Bravos Radio Indonesia , Selasa (20/07/2021)
Firdaus juga melihat pendisiplinan aturan PPKM oleh aparat tidak manusiawi. Perlakuan aparat memperlihatkan hukum yang diberlakukan tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
Fenomena ini misalnya terjadi pada pelanggaran aturan PPKM yang dilakukan restoran cepat saji Mc Donald’s, yang hanya didenda Rp 500 ribu. Sebaliknya, seorang tukang bubur di Tasikmalaya di denda Rp 5juta.
“Hukumnya semakin terlihat ya, tumpul ke atas tajam ke bawah itu ya,” ucapnya.
Tak hanya itu, ia menilai pelaksanaan PPKM Darurat juga dinilai tidak memiliki rasa kemanusiaan. Para aparat melakukan tindak kekerasan dalam penegakan aturan. Menurut Firdaus hal ini bertentangan dengan konstiutusi, sebab seharusnya apparat negara melindungi rakyat.
“Kok negara seperti tidak hadir, aparat negara seperti berhadapan dengan bukan warga, seperti berhadapan dengan musuh, ingat undang-undang dasar 45preambul alinea keempat, ” tuturnya.
Kondisi-kondisi tersebut telah melahirkan rasa ketidakpercayaan pada pemerintah. Menurut Firdaus kebijakan p[emerintah seharusnya turut mempertimbangkan aspirasi rakyat dan menjamin rasa keadilan.
“Kebijakan pemerintah menimbulkan menurunnya kepercayaan masyarakat, hal ini karena pemerintah sendiri mengambil kebijakan. Yang namanya kebijakan publik itu, harus melibatkan publik kan , melibatkan elemen masyarakat, harus didengar lah itu,” tutupnya
Penulis Kanzun