IslamToday ID — Sejumlah baliho mulai terlihat di pinggir-pinggir jalan, baliho-baliho ini diduga menjadi alat Kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2024.
Seperti baliho milik Ketua PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani, baliho Ketua Umum Golkar yang juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Ketua Umum PKB yang juga Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar.
Guru Besar Filsafat UGM, prof. Armaidy Armawi menilai perang baliho ini sebagai pamer kekuasaan ketika rakyat sedang susah. Menurutnya, anggaran pemasangan baliho ini seharusnya digunakan untuk membantu pemerintah dalam menangani pandemi covid-19.
“Kalau pasang baliho sana sini alangkah baiknya duit yang banyak itu sebagai misi terhadap konsisten kasihlah untuk orang-orang susah,” kata prof. Armaidy dalam kanal Youtube Bravos Radio Indonesia, Rabu ( 11/08/2021)
Prof Armaidy juga menyebutkan kandidat didalam perang baliho ini hanya sedang mencari pengakuan terkait politiknya dan tidak menyadari atau kesusahan masyarakat luas ditengah pandemi.
“Itu orang ingin menjadi diakui, dia tidak mengenal apa itu orang susah atau tidak susah,” sebutnya.
Penanganan pandemi yang hampir 2 tahun ini, kata dia, seharusnya pemerintah mulai merubah cara atau strategi dalam penanganan pandemi. Pasalnya selama ini, Prof Armaidy melihat penanganan pemerintah hanya fokus kepada ekonomi dan politik tidak akan menyelesaikan masalah.
Lanjutnya, pemerintah harusnya mulai menangani pandemi dari persoalan kesehatan, karena hal ini menyangkut rasa kemanusian. Pemerintah juga seharusnya tidak memerlukan pengakuan dari masyarakat terkait strategi yang diambilnya.
“Sudah mendekati 2 tahun, seharusnya perilaku kita sudah berubah betul yang dari atas berubah perilakunya bahwa tidak bisa lagi cara begini,”ucapnya.
“Penanganan pandemi ini bukan hanya masalah kesehatan, tetapi di dalamnya masih ada efeknya kalau bagi saya antara ekonomi dan politik itu 11 12 ada persoalan untung dan persoalan rugi, sedangkan kalau persoalan kesehatan adalah persoalan kemanusiaan dan tidak berbicara tentang dua hal ini ( untung rugi),” jelas prof Armaidy.
Penulis Kanzun