ISLAMTODAY — Mantan Wakil Presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) meyakini bahwa Taliban akan lebih terbuka dibanding ketika mereka memerintah pada 1996-2001 silam.
Jusuf Kalla memberikan pernyataannya usai Taliban berhasil mengambil alih kendali istana presiden di Kabul pada Ahad (15/8).
Menurut JK, hal itu menjadi alasannya dua kali mengundang Taliban ke Jakarta beberapa tahun silam untuk menunjukkan Islam yang moderat.
Pada saat itu, kata JK, Taliban sangat kagum melihat Indonesia mempraktikkan Islam secara baik dan tidak konservatif.
“Hanya satu tujuannya ialah untuk mengubah cara berpikir mereka supaya terbuka. Jadi saya yakin bahwa juga nanti pemerintah lebih terbuka,” jelas Jusuf Kalla dalam konferensi pers virtual, Senin (16/8).
Jusuf Kalla berpandangan tindakan Taliban nantinya akan memengaruhi dukungan negara lain.
Jusuf Kalla berpandangan negara lain kemungkinan akan memberi pengakuan apabila Taliban nantinya lebih moderat, lebih bersahabat dengan negara lain, dan memperlakukan perempuan serta anak-anak dengan wajar.
“Kita wait and see, satu, dua bulan, tiga bulan ini baru kemudian masing-masing negara akan mempertimbangkan dukungannya,” pungkas JK.
Menurutnya, Indonesia juga akan menunggu perkembangan situasi selanjutnya tetapi hubungan kedua negara tetap terjalin.
Ia mengatakan Indonesia berhubungan secara diplomatik dengan Afghanistan sebagai negara, dan bukan antarpemerintahan.
Jusuf Kalla berharap peralihan kekuasaan antara pemerintahan Presiden Ghani kepada Taliban berjalan secara damai.
Taliban mengambil alih kendali istana presiden di Kabul pada Ahad (15/8), menurut juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid.
Ini terjadi setelah hari yang penuh perkembangan dari menit ke menit, termasuk masuknya Taliban ke ibu kota yang terkepung dan kepergian Presiden Ashraf Ghani bersama para pembantu dekatnya.
Sembari membela keputusannya, Ashraf Ghani mengatakan dalam sebuah pesan bahwa dia telah meninggalkan Kabul untuk menghindari pertumpahan darah.
Juru bicara Taliban Mujahid mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menerima pemerintahan transisi. Sebaliknya, Taliban menginginkan transisi kekuasaan segera.
Dewan konsultatif Taliban telah mengumumkan amnesti umum untuk pasukan Afghanistan dan pejabat pemerintah dalam hal penyerahan tanpa syarat.[AA]