(IslamToday ID) – Panglima Kodam XVIII/Kasuari Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa menegaskan aparat telah menangkap dua penyerang Pos Koramil Persiapan Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat.
“Mereka mengakui perbuatannya,” kata Pangdam usai upacara pelepasan jenazah empat prajurit TNI AD yang meninggal dalam penyerangan di Maybrat ke kampung halamannya, Jumat (3/9/2021).
Kedua pelaku tersebut hingga saat ini masih dalam pemeriksaan pihak kepolisian.
Menurut Pangdam, mereka mengakui turut mengambil bagian dalam penyerangan yang menewaskan empat prajurit TNI AD di Maybrat. “Kami belum tahu berapa banyak pelaku karena baru dua yang diamankan,” ujarnya.
Pangdam mengimbau masyarakat Papua Barat yang masih berseberangan untuk menghentikan konflik, kemudian bersama-sama membangun provinsi ini demi kesejahteraan rakyat.
“Apabila masih keras kepala dan terus lakukan perlawanan, akan dihancurkan,” katanya menegaskan.
Sementara itu, Kapolda Papua Barat Irjen Pol Tornagogo Sihombing mengatakan bahwa pihaknya sedang mendalami kasus penyerang Pos Koramil Persiapan Kisor di Maybrat.
“Dua pelaku yang sudah diamankan. Mereka saat ini sedang dalam pemeriksaan di Polres Sorong Selatan,” kata Kapolda.
Sementara itu, dalam enam bulan terakhir, Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua gencar melakukan aksi penyerangan di sejumlah wilayah secara masif. Mereka kerap menyatakan perang terhadap militer Indonesia.
Eskalasi yang kian memuncak bahkan sampai membuat pemerintah Indonesia menyatakan kelompok dari Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) sebagai teroris pada 29 April 2021 lalu.
KKB sebelumnya merupakan sebutan aparat terhadap kelompok militan OPM yang melakukan gerakan dan perlawanan separatis dengan membawa senjata.
“Apa yang dilakukan oleh KKB dan segala nama organisasinya dan orang-orang yang berafiliasi dengannya adalah tindakan teroris,” kata Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (29/4/2021) lalu, seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Meski telah ditetapkan sebagai kelompok teroris, namun organisasi milisi Papua itu masih eksis dan kerap melakukan aksi penyerangannya terhadap militer secara masif.
Terakhir, mereka menyerang Pos Ramil Kisor, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat pada Kamis (2/9/2021) dini hari. Aksi itu membuat empat anggota TNI tewas. Selain di wilayah pesisir, aksi penyerangan juga kerap terjadi di pegunungan.
Berikut daftar titik penyerangan yang sempat terjadi dalam enam bulan terakhir:
1. Kabupaten Maybrat, Papua Barat
Aksi penyerangan ini dilakukan oleh sekitar 50 anggota KKB yang menetap di wilayah Sorong, Papua Barat. Mereka menyerang menggunakan senjata tajam secara tiba-tiba dalam kegelapan.
Akibat insiden tersebut, empat orang atas nama Lettu Chb Dirman; Serda Ambrosius; Praka Dirham; dan Pratu Zul Ansari meninggal dunia. TNI yang melakukan investigasi berhasil menangkap dua orang yang diduga terlibat penyerangan itu malam harinya.
Mereka diduga merupakan anak buah dari kelompok separatis pimpinan Manfet Fatem yang merupakan DPO kasus pembunuhan.
2. Kali Braza, Yahukimo, Papua
Pada Ahad (22/8/2021) sore, kepolisian melaporkan bahwa terdapat aksi pembunuhan terhadap dua pekerja pembangunan jembatan dari PT Indo Papua oleh KKB. Dua korban meninggal ialah Rinaldo Raturoma dan Dedi Imam.
Aksi itu terjadi di sekitar jembatan Kali Braza, Kabupaten Yahukimo. Kala itu, mobil yang dikendarai korban diduga dibakar oleh para pelaku usai dibunuh. Mereka dihadang oleh KKB ketika hendak mengantar masyarakat ke Kali Yegi.
Keesokan harinya, polisi yang hendak melakukan evakuasi terhadap karyawan PT Indo Papua di sekitar kawasan Trans Papua terlibat kontak senjata dengan KKB di sekitar. Empat anggota terkena rekoset atau pantulan peluru hingga terluka.
Sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam aksi pembunuhan itu kemudian ditangkap polisi pada Jumat (27/8/2021). Salah satunya ialah seorang Kepala Distrik alias Camat di Wusama bernama Etius Baye (38). Namun, OPM membantah bahwa pihak yang ditangkap adalah anggotanya.
3. Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua
Jelang peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia, terjadi serangkaian kontak senjata dan pembakaran rumah warga yang diduga melibatkan kelompok separatis.
Rentetan peristiwa itu terjadi selama dua hari berturut-turut sejak Senin (16/8/2021) hingga Selasa (17/8/2021). Polisi mencatat, tiga rumah warga hangus terbakar. Namun demikian, tidak ada korban jiwa akibat peristiwa tersebut.
Penyerangan diduga dilakukan oleh KKB pimpinan Tenius Gwijangge yang bermarkas di Kabupaten Nduga. Aksi itu kemudian dibenarkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom. Mereka menyatakan bahwa memang melakukan operasi militer untuk mengganggu perayaan HUT ke-76 RI.
4. Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua
Wilayah ini menjadi salah satu lokasi yang sering terjadi kontak senjata antara aparat dengan KKB. Warga sipil sering diungsikan jika baku tembak pecah. Pada Kamis (10/6), aparat sempat melakukan penggerebekan di markas KKB yang terletak di Kampung Eraga, Distrik Ilaga. Polisi mengklaim, tiga anggota KKB tewas tertembak berdasarkan hasil pantauan pesawat tanpa awak alias drone.
Sebelum itu, KKB diklaim sempat menembak mati seorang tukang bangunan bernama Habel Halenti di Kampung Eronggobak, Distrik Ilaga pada Kamis (3/6). Di hari yang sama, OPM juga menyerang Bandara Aminggaru Ilaga, Puncak.
Satu unit menara di Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) dan Kantor AirNav di Ilaga terbakar. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Masih di hari yang sama. KKB juga diduga membunuh lima orang dalam satu keluarga Kepala Desa Nipurlema, Petianus Kogoya.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom sempat menyatakan bahwa wilayah Ilaga sebagai lokasi perang dengan TNI-Polri. Menurutnya, wilayah tersebut dipilih karena jauh dari masyarakat sipil.
Ilaga merupakan salah satu distrik di Kabupaten Puncak, Papua yang memiliki sembilan kampung dengan jarak berjauh-jauhan.
Fasilitas umum seperti Puskesmas hingga gedung sekolah sempat menjadi target pembakaran oleh KKB sepanjang Mei lalu. Tercatat, beberapa bangunan yang dirusak seperti gedung SD Mayuberi, rumah dinas guru, Puskesmas, Jembatan Kimak, Jalan Tagaloa, hingga Jalan Wuloni Pintu Angin.
5. Pegunungan Bintang, Papua
Kelompok separatis melakukan aksi penyerangan ke Kantor Polisi Sub Sektor Oksamol, Pegunungan Bintang pada Jumat (28/5). Buntut kejadian itu, Kapolsubsektor, Briptu Mario Sanoy meninggal dunia.
Kala itu, Mario berada di kantor polisi seorang diri. Sekitar pukul 01.330 WIT, ada enam orang tak dikenal yang menyantroni tempat kejadian perkara. Mereka diduga membunuh Mario dan mencuri senjata api di kantor tersebut.
Keesokan harinya, anggota Linmas yang mendapat Polsubsektor itu melihat Mario sudah tergeletak bersimbah darah di lantai.
6. Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua
Baku tembak antara aparat dengan KKB di wilayah ini terjadi pada Minggu (25/4). Akibatnya, Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha meninggal dunia.
Pelaku penembakan, disebut merupakan KKB dari kelompok Lekagak Telenggen. Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto mengatakan bahwa Kabinda Papua saat itu sedang mendatangi Kampung Dambet bersama tujuh anggotanya.
Kegiatan itu dilakukan untuk observasi lapangan usai kelompok separatis melakukan aksinya di sekitar wilayah itu. Namun, kontak tembak terjadi dengan KKB.
Pasca penembakan perwira tinggi TNI berpangkat jenderal itu, penjagaan dan pengejaran terhadap KKB dilakukan secara masif. Bahkan, beberapa saat setelah kematian Kabinda, pemerintah langsung menetapkan KKB sebagai kelompok teroris. [ant/wip]