(IslamToday ID) – Dua orang jenderal dinilai menjadi calon kuat untuk menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Mereka adalah Letjen TNI Eko Margiyono dan Letjen TNI Dudung Abdurachman.
“Yang paling berpeluang sebagai kandidat pengganti Jenderal Andika di jabatan KSAD saya kira adalah Panglima Komando Cadangan Strategis AD Dudung Abdurrachman dan Kepala Staf Umum TNI Eko Margiyono,” kata pengamat militer dari Institute For Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi, Ahad (7/11/2021).
Menurutnya, Eko dan Dudung sama-sama kaya akan pengalaman tugas dan jabatan. Keduanya pernah memimpin pasukan, memimpin satuan teritorial, bertugas di lembaga pendidikan, bahkan di lingkungan intelijen.
Ia mengamini nama Dudung tampak lebih diunggulkan. Namun, Fahmi mengatakan, Eko juga memiliki kemampuan yang sangat layak. Masa aktif Eko di TNI pun lebih panjang, yaitu hingga 2025. Sementara itu, Dudung bakal pensiun di 2023.
“Di atas kertas, nama Letjen Dudung memang diunggulkan dan dinilai sebagai jago Istana. Tapi saya kira Letjen Eko Margiyono juga bukan tidak mungkin, karena masa aktifnya lebih panjang hingga tahun 2025 dan dari segi kapabilitas sangat layak,” tuturnya seperti dikutip dari Kompas.
Kendati begitu, Fahmi berpendapat presiden bisa saja menunjuk sosok lain selain dari jajaran bintang tiga untuk mengisi jabatan KSAD. Menurutnya, hal ini dapat dilakukan jika mempertimbangkan regenerasi kepemimpinan TNI.
Ia mengatakan, ada sejumlah perwira bintang dua dari generasi 1990-an yang layak diorbitkan ke bintang tiga atau bahkan bintang empat dalam waktu dekat. “Saya kira tidak tertutup juga peluang mempromosikan seorang perwira bintang dua dari generasi 1990-an dalam waktu dekat untuk kemudian disiapkan sebagai KSAD,” ujar Fahmi.
Sementara itu, peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis menilai pemilihan sosok pengganti Andika sebagai KSAD akan menjadi ujian bagi Presiden Jokowi. Sebab, jika pada akhirnya Jokowi memilih Pangkostrad sebagai KSAD baru, maka akan memunculkan persepsi publik bahwa presiden hanya akan mengedepankan kepentingan PDIP.
“Jika Dudung terpilih, artinya Jokowi akan dianggap mementingkan vested interest partainya sendiri,” kata Beni, Kamis (4/11/2021). [wip]