(IslamToday ID) – Dukungan terhadap Majelis Ulama Indonesia (MUI) terus mengalir pasca munculnya tagar “Bubarkan MUI” di media sosial. Berbagai pihak menolak pembubaran itu.
Untuk diketahui, tagar Bubarkan MUI ini muncul setelah Densus 88 menangkap salah seorang pengurus MUI, Ustaz Zain An-Najah terkait dugaan terorisme. Zain kini telah dinonaktifkan dari anggota Komisi Fatwa MUI.
Sekjen MUI Amirsyah Tambunan menilai tagar Bubarkan MUI berlebihan. Ia membandingkan dengan oknum yang ada di lembaga lain.
“Jadi wacana pembubaran MUI sangat naif dan menyesalkan tidak masuk akal, dengan adanya seorang pengurus Komisi Fatwa terduga teroris. Logikanya, jika ada warga bangsa terduga teroris, Indonesia tak akan bubar. Jika ada oknum menteri yang terduga korupsi, maka Indonesia tetap utuh, demikian juga jika ada oknum TNI/Polri yang melanggar peraturan perundangan-undangan, maka TNI/Polri tetap utuh untuk mengawal NKRI,” ujar Amirsyah, Sabtu (20/11/2021).
“Dengan kata lain, nalar akal waras yang terus mengalir memberikan dukungan dari masyarakat merupakan bentuk kepedulian kepada MUI dan bangsa secara keseluruhan. Oleh sebab itu, saya menghargai dukungan kepada MUI sebagai wadah berhimpun ormas merupakan pengkhidmatan untuk memperjuangkan umat dan bangsa yang aman, damai, adil, dan makmur,” sambungnya seperti dikutip dari DetikCom.
Hal senada disampaikan Zainut Tauhid. Ia menilai tuntutan pembubaran MUI berlebihan.
“Adanya tuntutan sekelompok orang yang ingin membubarkan MUI, saya kira hal itu terlalu berlebihan. Ibarat rumah ada tikusnya, masa rumahnya mau dibakar,” ujar Zainut, Jumat (19/11/2021).
Zainut, yang juga menjabat Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, membantah tuduhan MUI terpapar terorisme. Pasalnya, MUI sendiri telah menetapkan Fatwa No 3 Tahun 2004 tentang terorisme.
“Tuduhan MUI terpapar terorisme sangat tidak berdasar,” jelasnya.
“Ahmad Zain An-Najah (AZA) tidak ada kaitannya dengan MUI,” tambahnya.
Apa yang dilakukan Zain An-Najah, terang Zainut, adalah tanggung jawab pribadi. Zainut mendukung pihak yang berwenang untuk memproses kasus tersebut sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dengan tetap mengedepankan asas praduga tidak bersalah.
“(Penangkapan Zain An-Najah) menyadarkan kita bahwa jaringan terorisme sudah menyusup ke berbagai kalangan dan kelompok. Untuk hal tersebut menuntut kewaspadaan kita semua agar tidak lengah terhadap gerakan terorisme,” imbuh Zainut.
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek menilai tagar Bubarkan MUI itu berlebihan dan mengada-ada.
“Fraksi PPP menilai tuntutan pembubaran MUI di media sosial, menyusul penangkapan salah seorang pengurus Komisi Fatwa Ahmad Zain An-Najah (AZA) oleh Densus 88 sangatlah berlebihan dan mengada-ada,” kata Awiek, Jumat (19/11/2021).
Menurutnya, lembaga MUI masih sangat diperlukan untuk membina umat. Terlebih, di dalam organisasi itu terdapat banyak tokoh yang berkompeten.
“MUI sebagai wadah berhimpunnya ormas-ormas Islam masih sangat dibutuhkan untuk membina umat. Apalagi di dalamnya terdapat tokoh-tokoh kompeten di bidang keilmuannya,” tuturnya.
Tidak hanya itu, dukungan penolakan juga datang dari PAN. Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tak setuju dengan narasi di media sosial yang menyerukan MUI dibubarkan.
“Saya kira tuntutan itu (pembubaran MUI) berlebihan. MUI ini penting sekali untuk bangsa dan negara. Kontribusinya banyak untuk menjaga umat dan nilai-nilai luhur agama bagi kehidupan kita bermasyarakat,” kata Zulkifli, Jumat (19/11/2021).
Zulhas, sapaan Zulkifli, menyebut MUI secara logika harus dijaga jika ada yang bermasalah di dalam organisasi masyarakat Islam tersebut. “Jika ada yang bermasalah di dalamnya, justru logic-nya MUI harus kita jaga bersama,” katanya. [wip]