(IslamToday ID) – Indonesia dan Amerika Serikat (AS) membahas sejumlah kerja sama di berbagai sektor. Pertemuan kedua negara itu diwakili oleh Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B Pandjaitan dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Anthony Blinken di Jakarta pada Selasa (14/12/2021).
“Salah satu yang ditawarkan adalah investasi pada proyek pelabuhan yang ramah lingkungan,” kata Luhut seperti dikutip dari keterangan resmi kementerian, Rabu (15/12/2021).
Ia juga memaparkan perkembangan pesat Indonesia selama tujuh tahun terakhir. Dirinya juga memaparkan proyek Green Industrial Park yang akan dibangun di Kalimantan Utara yang akan menjadi kawasan industri hijau terbesar di Indonesia.
“Industri hilir di Indonesia saat ini telah fokus pada produksi stainless steel dengan target selanjutnya merupakan komponen baterai,” ujar Luhut seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Lebih detail ia menjelaskan bahwa Indonesia dalam tujuh tahun terakhir sukses menghasilkan produk turunan dari industri nikel. Luhut pun menegaskan kerja sama Indonesia dengan negara lain tidak hanya bergantung pada satu negara.
“Kami tidak bergantung pada satu negara saja. Sebagai contoh, kami sudah melakukan pembahasan kerja sama dengan Inggris untuk produksi komponen katoda pada baterai,” katanya.
Mengenai peran Indonesia dalam pencegahan perubahan iklim, Luhut juga berharap agar AS dapat membangun industri panel surya di Indonesia sebagai dukungan pembangunan sumber energi berkelanjutan.
“Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap carbon pricing (harga karbon). Saya rasa dalam lima tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” jelas Luhut.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, Indonesia memiliki 75-80 persen dari total kredit karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.
Menurut Luhut, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Net Zero Emission, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.
Luhut juga membahas soal pengendalian Covid-19 di Indonesia. Ia menyatakan saat ini kasus Covid-19 di Indonesia telah terkendali.
“Momen terburuk kami pada 15 Juli 2021. Saat ini sudah jauh membaik. Saat ini di Jakarta sebagai ibukota negara bisa dikatakan 0 kasus meninggal. Di Bali juga sudah mirip dengan Jakarta,” jelasnya.
Sementara untuk target vaksinasi, ia menjelaskan Indonesia saat ini menempati ranking lima besar jumlah orang yang telah divaksin di seluruh dunia. Menurutnya, setidaknya ada 49,42 persen warga Indonesia telah divaksin dosis kedua.
“Indonesia ke depannya akan semakin kuat setelah pandemi berkat transformasi ekonomi yang berfokus pada pengembangan industri added value,” tuturnya.
Industri Semi Konduktor
Menanggapi mitranya, Menlu AS Antony Blinken mengatakan negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait industri semi konduktor dan mineral lain.
“Kami akan bekerja keras untuk bekerja sama dengan Indonesia, dan secara bersama-sama kita dapat menciptakan rantai persediaan pada sektor industri tersebut,” ucapnya.
Lebih lanjut Blinken berharap agar bersama Indonesia dapat menghasilkan kerja sama yang efisien karena menurutnya ada banyak hal yang dapat diselesaikan dengan cepat.
“Saya setuju bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan banyak sektor yang dapat dilakukan kerja sama, seperti pada sektor investasi infrastruktur, kesehatan, digital, dan energi terbarukan,” ungkap Blinken.
Ia mengungkapkan harapannya agar sejumlah kerja sama baru dapat terjalin selama rangkaian kegiatan G20. “Pemerintah kami saat ini tengah mendiskusikan siapa-siapa saja dari pihak kami yang akan ditunjuk untuk melakukan pembahasan masing-masing sektor tersebut dengan Indonesia,” lanjut Blinken.
Merespons pernyataan Luhut soal ajakan investasi ke Indonesia, Blinken mengharapkan dukungan pemerintah Indonesia bagi perusahaan AS yang ingin melakukan investasi di Indonesia. Menurutnya, pemerintah AS memiliki framework khusus untuk pengembangan investasi di kawasan Asia-Pasifik.
“Kami tentu akan mendorong perusahaan Amerika untuk dapat melihat berbagai potensi investasi di sejumlah sektor di Indonesia,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kemenko Marves Nani Hendiarti menjelaskan tentang kredit karbon Indonesia. “Indonesia saat ini memiliki regulasi khusus yang mengatur hal tersebut,” ungkapnya.
Lalu, ia juga menambahkan bahwa tahun 2022 pemerintah akan mulai mentransformasi sektor energi untuk menjadi lebih hijau, kemudian akan dilanjutkan dengan pengelolaan kehutanan dan limbah.
Pada akhir pertemuan bilateral tersebut, Luhut menegaskan AS merupakan partner strategis bagi Indonesia, namun masih banyak hal yang bisa dikembangkan dan dilaksanakan lebih baik lagi. [wip]