(IslamToday ID) – Ternyata selain Garuda Indonesia hingga Angkasa Pura I, Perum Bulog adalah jajaran BUMN yang juga terlilit utang dengan nominal tak kalah besar. Utang yang harus ditanggung Bulog mencapai Rp 13 triliun.
Namun, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengungkapkan bahwa pemerintah masih memiliki utang besar terhadap Perum Bulog. Piutang ini merupakan akumulasi selama dua tahun terakhir yakni 2020 dan 2021 dari penugasan pemerintah ke Bulog.
Ia mengaku sudah berupaya menagihnya, namun terpatahkan karena birokrasi di kementerian terkait. Saat ini, perlu ada Peraturan Menteri Sosial yang harus diubah agar uang negara itu bisa cair dari kantong Menteri Keuangan Sri Mulyani.
“Utang begitulah, ada satu kendala, Rp 4,5 triliun, kita sudah lakukan upaya, harus ubah Permensos, memang negara keuangan sudah siap bayar, karena persyaratan belum terpenuhi, ada peraturan menteri harus diubah, ada kendala,” katanya dalam konferensi pers seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (28/12/21).
Utang itu untuk memenuhi stok cadangan beras pemerintah (CBP) sebanyak 1 juta ton untuk beras bantuan sosial (bansos) di masa PPKM. Akibat belum ada pembayaran itu, Bulog kini menanggung utang hingga Rp 13 triliun.
“Harusnya segera dibayarkan, kalau nggak Bulog rugi. Makin lama dibayar bunga makin bertambah, utang kita Rp 13 triliun, dari mana CBP itu kan 1 juta, di kala sudah (dibayar), kita harap ke depan ada satu kepastian, CBP hanya 800.000 sampai 850.000 (ton), next utang kita tinggal Rp 9 triliun, jadi makin kurang,” kata Buwas.
Adapun Bulog membelanjakan CBP itu dengan dana utang, tentu efeknya berkaitan dengan bunga, semakin utang tidak terbayar, maka semakin besar bunganya. Sama dengan CBP, semakin tidak digunakan, semakin turun kualitasnya.
“Perawatannya memang perlu dirawat, pos-pos lainnya, ini yang sedang saya sampaikan kepada pemerintah, ada perubahan regulasi,” ujar Buwas. [wip]