(IslamToday ID) – Pertamina memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin Pertalite dengan nilai oktan 90 (RON 90) masih akan dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau pom bensin pada 2022 mendatang.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menegaskan pada tahun depan perseroan masih akan menjual Pertalite di pasaran. Hal ini sebagai salah satu cara perseroan agar masyarakat bertransisi ke BBM yang lebih ramah lingkungan, dan pada akhirnya bisa berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.
“Pertalite masih ada di pasar, tapi kami mendorong untuk menggunakan yang lebih baik atau Pertamax agar kita bisa berkontribusi terhadap penurunan karbon emisi,” ungkapnya di Istana Wakil Presiden seperti dikutip dari CNN Indonesia, Rabu (29/12/2021).
Menurutnya, kini kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan semakin tinggi. Terlihat dari penyerapan bensin Premium oleh masyarakat yang semakin menurun dan emisi karbon yang bisa semakin ditekan.
“Kesadaran masyarakat untuk menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan ini meningkat. Selama Juni 2020 sampai dengan hari ini karbon emisi yang berhasil kita turunkan adalah 12 juta ton CO2 ekuivalen,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok mengungkapkan bahwa bensin Premium direncanakan pada 2022 akan ditiadakan, namun bensin Pertalite masih akan tetap ada.
“Tergantung pemerintah (penghapusan Premium). Intinya Pertalite ada di tahun depan,” kata Ahok, Senin (27/12/2021).
Berdasarkan data Pertamina, penjualan Premium pada Oktober 2021 juga hanya tinggal 2 persen dibandingkan total penjualan BBM perseroan.
Adapun kontribusi terbesar yakni Pertalite dengan porsi sebesar 50 persen, kemudian disusul gasoil (diesel/solar) sebesar 33 persen, kemudian Pertamax (RON 92) 13 persen, dan Pertamax Turbo 1 persen.
Sejak diluncurkan pada 2015, Pertalite mampu menyaingi penjualan Premium hanya dua tahun setelahnya, yakni pada 2017.
Berikut data penyerapan bensin Pertalite sejak 2015, mengutip data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020:
Pertalite:
2015: 379.959 kl
2016: 5.805.228 kl
2017: 14.487.098 kl
2018: 17.706.790 kl
2019: 19.411.105 kl
2020: 18.130.759 kl.
Sementara penyerapan bensin Premium terlihat terus menurun sejak 2017, bahkan lebih rendah daripada penyerapan bensin Pertalite, berikut datanya:
Premium:
2015: 28.107.022 kl
2016: 21.679.698 kl
2017: 12.492.553 kl
2018: 10.754.461 kl
2019: 11.685.293 kl
2020: 8.640.647 kl.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Soerjaningsih mengungkapkan, saat ini pemerintah tengah menyusun road map BBM ramah lingkungan, di mana nantinya Pertalite juga akan digantikan dengan BBM yang kualitasnya lebih baik.
“Dengan road map ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax,” ujarnya. [wip]