(IslamToday ID) – Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Perikanan dan Kelautan Indonesia, La Sara menyatakan ancaman kapal-kapal asing di lautan Indonesia akan kembali marak pada tahun 2022. Terutama kapal-kapal China dan Vietnam yang memang kerap berlalu lalang di zona perairan Indonesia.
Seperti diketahui, luas dan kayanya hasil laut Indonesia memikat banyak negara. Sehingga ini menjadikan ancaman terjadinya illegal unreported and unregulated (IUU) fishing kian merajalela
“Potensi geografis luar biasa, kita punya 64 juta kilometer, 17.000 pulau, sumber daya hayati perikanan luar biasa, diperebutkan banyak negara. Negara kita ini merupakan jalur perdagangan strategis,” ujar La Sara dalam diskusi yang digelar Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI), Jumat (7/1/2022).
“Memang ini pasti terjadi (IUU Fishing). Kita berhadapan terus dengan ancaman laut, terutama pelanggaran kedaulatan China dan Vietnam di Natuna Utara,” sambungnya seperti dikutip dari Kumparan.
La Sara menilai, ancaman-ancaman keamanan laut oleh negara lain itu bahkan tak cuma menghantui ZEE Natuna Utara. Melainkan juga perairan Papua hingga Sulawesi Utara.
Lemahnya pengawasan dan pengamanan di wilayah perairan Tanah Air, dimanfaatkan oleh negara lain untuk masuk mengambil kekayaan alam.
La Sara mengungkapkan, berbagai kejahatan dan tindak kriminal lainnya juga kerap terjadi lantaran lemahnya pengawasan ini. Terutama di pulau-pulau terluar.
“Hal ini tidak diperhatikan sedemikian rupa, pulau terluar, pulau terkecil sedikit sekali masyarakatnya. Aksesnya rendah sekali sehingga bisa jadi tempat penyelundupan obat terlarang, narkoba, senjata, penyelundupan manusia, dan sebagainya,” tuturnya.
Kondisi tersebut ia nilai akan semakin berbahaya bila tidak segera ditangani dengan baik. Sebab bakal memperparah ancaman terhadap laut yang juga dihantui masalah pencemaran, kapal pecah, hingga perompakan bersenjata.
“Keadaan seperti ini negara belum terlalu hadir 100 persen. Sudah terancam baru kita berdiskusi, terlalu banyak berdiskusi. Baru menyusun dokumen, masih mencari formasi pengawasan, sarana prasarana, dan anggaran terbatas,” ujarnya.
“Akibatnya terjadi, mereka secara leluasa memanfaatkan sumber daya laut kita. China hadir dengan coast guard mereka, bahkan membangun daratan memperkuat armada,” pungkas La Sara. [wip]