ISLAMTODAY — Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengatakan letak geografis Indonesia yang berada di kawasan Indo-Pasifik memunculkan berbagai ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan negara.
Adapun hal itu disampaikannya saat membuka rapat pimpinan Kementerian Pertahanan 2022, Kamis (20/1).
Prabowo menyebutkan, bahwa ancaman itu mulai dari militer, non-militer, hingga ancaman hibrida.
“Indo-Pasifik merupakan kawasan yang mempertemukan kekuatan besar dunia seperti Amerika Serikat, Jepang, Rusia dan Tiongkok. Perkembangan yang sangat dinamis dan kompleks memunculkan berbagai ancaman baik ancaman militer, non militer maupun hibrida yang diprediksi masih akan mengancam kepentingan nasional di masa mendatang,” pungkas Prabowo.
Prabowo memberi contoh bahwa, ancaman militer itu mulai dari kekuatan militer asing, kekuatan bersenjata dari dalam negeri seperti konflik terbuka, perang konvensional, pelanggaran wilayah perbatasan laut hingga udara, separatisme, infiltrasi, hingga spionase.
“Kebijakan penyelenggara pertahanan negara menjadi acuan bagi Kemhan dan TNI dalam menyelenggarakan pertahanan negara. Penyelenggaraan pertahanan negara berpedoman pada sistem pertahanan rakyat semesta, dengan melibatkan seluruh warga negara, seluruh sumber daya nasional lainnya,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan pun memberikan sejumlah atensi bagi jajarannya dan TNI.
Diantaranya, Prabowo meminta peningkatan kesiapan dan profesionalisme pertahanan keamanan untuk penanganan terorisme, radikalisme hingga aksi separatisme.
Ia juga meminta penguatan kerja sama pertahanan dengan negara-negara Asia Tenggara dan negara lainnya.
“Hal itu untuk menciptakan saling percaya, membangun kemampuan pertahanan, dan profesionalisme TNI, termasuk memperkuat industri pertahanan, serta menunjang diplomasi dan kebijakan luar negeri,” ujar Prabowo saat memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) Kementerian Tahun 2022, di Kemhan, Jakarta, Kamis.
Selain itu, Prabowo menginginkan agar ada upaya peningkatan kerja sama di bidang serupa dengan negara-negara lain.
Ancaman Hibrida
Prabowo meminta TNI meningkatkan kesiapan, profesionalisme pertahanan, dan keamanan untuk penanganan terorisme, radikalisme, separatisme, bahaya laten, bencana alam, bantuan kemanusiaan, tugas misi perdamaian dunia, dan keadaan darurat lainnya, termasuk ancaman “chemical”, “biological”, “radiological”, “nuclear’, and “explosive”.
Prabowo mengatakan Indonesia harus mewujudkan pembentukan produksi satuan-satuan TNI yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk mengoptimalkan tugas TNI melalui operasi militer perang (OMP) maupun operasi militer selain perang (OMSP).
Menurutnya, Indonesia perlu menyiapkan wilayah pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri dengan penyiapan cadangan pangan, air, energi, dan sarana prasarana nasional lainnya.
“Kita harus siapkan wilayah pertahanan pulau-pulau besar secara mandiri dengan penyiapan cadangan pangan, air, energi dan sarana prasarana nasional lainnya,” pungkasnya.
Menurutnya, hal itu untuk mewujudkan pusat-pusat logistik pertahanan yang tersebar di seluruh NKRI.
“Kita harus memperkuat ‘coastal missile defence system’ dan ‘coastal surveillance system’ untuk melaksanakan pengendalian selat-selat strategis sesuai dengan adanya Alur Laut Kepulauan Indonesia I, II, dan III,” tandas Prabowo.
Selain itu, Indonesia harus mewujudkan sinkronisasi penataan ruang pertahanan berupa ruang wilayah pertahanan, rencana rinci wilayah pertahanan, dan kawasan strategis nasional bagi kepentingan pertahanan dengan tata ruang wilayah provinsi, kabupaten, dan kota.
Oleh karena itu, kata Prabowo, perlu adanya evaluasi dan perbaikan di seluruh jajaran satuan kerja Kementerian Pertahanan RI dan TNI.
“Kita harus berani untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan ruang masing-masing,” kata Prabowo.
Hadir dalam Rapim Kemhan 2022 yakni Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasad Jenderal TNI Dudung Abdurachman, Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, Kasau Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Wamenhan Letjen TNI M Herindra, dan para pati TNI.[IZ/Antara]