ISLAMTODAY — Wakil Presiden RI ke-10 dan 12, Jusuf Kalla (JK), menegaskan tak boleh mengaitkan radikalisme dengan rumah ibadah.
Jusuf Kalla mencontohkan masjid yang kadang ikut disebut dalam diskursus radikalisme.
“Harus diukur yang rasional bahwa ada masjid dianggap radikal. Masjid itu sesuatu baitullah, sesuatu barang yang bangunan yang dipakai untuk beribadah,” pungkas JK di sela-sela Rakernas PKS (Partai Keadilan Sejahtera) yang digelar di Jakarta, Senin (31/1).
“Jadi, kalau ada yang salah bukan masjidnya yang salah. Siapa yang berbicaranya, siapa yang berbicara. Tetapi kalau memang salah, ya, diperiksa, kan. Jangan masjidnya yang dianggap salah, begitu,” imbuh JK.
JK menekankan masjid tetaplah masjid, tak ada yang berubah. Masjid hanya tempat beribadah sebagaimana biasanya.
“Tidak ada masjid yang radikal karena itu mungkin saja dari sisi caranya berbicara ada kalau melanggar UU, ya, dia yang diperiksa. Tetapi kalau hanya berbicara amal maruf nahi munkar, ya, sesuai agama,” tegas Jusuf Kalla.
Oleh karena itu, JK berpesan agar masyarakat atau sejumlah pihak tak membuat tuduhan bermacam-macam. Apalagi mengaitkan masjid dengan pemahaman radikal.
“Jadi ini masalah-masalah ukuran-ukuran. Jangan seenaknya juga menuduh orang bermacam-macam,” tandas JK.
Dalam rakernas PKS, hadir Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, dan elite DPP PKS lainnya.[IZ]