(IslamToday ID) – Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan masih belum mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga subsidi yang dijanjikan pemerintah. Imbasnya, harga minyak goreng di pasar tradisional masih di atas Rp 14.000 per liter.
“Pedagang masih kesulitan mendapatkan barangnya. Boleh pemerintah menetapkan berapa harganya, tapi di mana bahannya?” kata Sekjen APPSI M Mujiburrohman seperti dikutip dari CNN Indonesia, Selasa (8/2/2022).
Ia mengatakan dari sekian juta pedagang pasar di Indonesia, hanya sebagian kecil yang mampu memperoleh minyak goreng curah dengan harga eceran tertinggi (HET) yang dijanjikan pemerintah, yakni Rp 11.500 per liter.
“Di pasar tradisional itu ada yang dapat tapi baru satu dua dari jutaan pedagang. Itu apalagi di daerah-daerah, kebanyakan masih jual stok-stok lama yang harganya itu antara Rp 17.000 sampai Rp 19.000 harganya, yang akhirnya dijual sekitar Rp 20.000 sampai Rp 21.000,” jelasnya.
Mujib mengungkapkan hal ini menyebabkan masalah bagi pedagang pasar yang sampai saat ini masih belum menerima kejelasan tentang subsidi untuk minyak goreng yang sudah terlanjur dibeli dengan harga lama.
“Yang katanya akan diganti (rugi) dan bisa diretur sampai sekarang tidak ada realisasinya. Menteri perdagangannya juga bilang bahwa tanggal 26 itu pedagang sudah bisa retur harga minyak yang mahal, kemudian diganti dengan harga minyak yang di harga Rp 14.000 gitu kan. Kita sampai saat ini belum jelas,” tegas Mujib.
Sementara itu, Satgas Pangan Polri mengindikasikan kelangkaan minyak goreng di wilayah Jabodetabek dalam beberapa hari terakhir lantaran distribusi terhambat.
Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri Brigjen Pol Whisnu Hermawan mengatakan pengiriman tersebut terlambat pada sejumlah retail-retail modern kecil seperti Indomaret dan Alfamart.
“Penyebab kekosongan stok dikarenakan terlambatnya pengiriman minyak goreng dari distributor,” katanya, Senin (7/2/2022).
Dalam hal ini, ritel kecil tersebut biasanya mendapat distribusi minyak goreng selama 2-4 hari sekali. Namun saat ini, dari hasil monitoring kepolisian mayoritas ritel tidak memiliki persediaan minyak goreng.
Ia menyebutkan tingginya antusias masyarakat untuk membeli minyak goreng 1 liter tersebut turut berdampak pada habisnya stok di masing-masing lokasi.
“Para konsumen atau masyarakat memilih membeli minyak goreng di retail modern karena harganya sudah mengikuti kebijakan pemerintah, yakni sesuai harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 14.000 per liter, lebih murah dari harga di pasar tradisional,” jelasnya.
Meski demikian, temuan tim monitoring Polri menyimpulkan bahwa ketersediaan minyak goreng di ritel modern berukuran besar seperti Lotte Mart dan Hypermart masih mencukupi hingga saat ini.
Menurutnya, distribusi minyak goreng ke ritel besar tersebut tak terkendala meski penjualan dilakukan sesuai dengan HET yang ditentukan pemerintah.
Menindaklanjuti hal tersebut, Whisnu mengatakan bahwa pihaknya bakal berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk melacak hambatan dalam implementasi kebijakan harga minyak goreng tersebut.
Selain itu, katanya, polisi juga akan memantau pergerakan harga minyak goreng yang dijual di pasar tradisional.
Sebagai informasi, aturan HET minyak goreng dikeluarkan setelah harga komoditas itu melambung beberapa waktu terakhir. Harga minyak goreng sebelumnya bahkan sempat tembus Rp 20.000 per liter. [wip]