(IslamToday ID) – KontraS turut bersuara menanggapi komentar Gubernur Jateng Ganjar Pranowo soal kalimat “tidak perlu ditakuti” saat aparat menyerbu warga Wadas.
KontraS menyebut kalimat yang dilontarkan Ganjar cacat logika dan menunjukkan ketidakberpihakan seorang gubernur terhadap warganya.
“Kalimat ‘tidak perlu ditakuti’ yang terlontar dari ucapan @ganjarpranowo saat merespons ribuan aparat kepolisian yang menyerbu Desa Wadas @Wadas_Melawan adalah bentuk kecacatan logika dan ketidakberpihakan seorang gubernur terhadap warganya! WadasMelawan,” tulis KontraS di Twitter resminya, Rabu (9/2/2022).
KontraS mempertanyakan pernyataan Ganjar Pranowo bisa terlontar ketika aparat merangsek masuk ke Desa Wadas dengan senjata lengkap, hingga ada pengerahan Brimob, pengejaran warga, dan penangkapan sewenang-wenang yang tengah terjadi.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons ribuan aparat kepolisian menyerbu Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo pada Selasa (8/2/2022).
Ganjar membenarkan bila ada kegiatan pengukuran yang dilakukan di Desa Wadas tersebut. Namun ia membela aparat dengan mengatakan bahwa polisi yang datang tak lepas dari menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Atas dasar itu, Ganjar pun meminta warga tidak menyikapi serbuan aparat polisi secara berlebihan. Ia mengklaim semua akan berjalan aman dan kondusif.
“Iya ada pengukuran, hanya pengukuran saja kok, tidak perlu ditakuti, tidak akan ada kekerasan,” kata Ganjar.
Namun ucapan Ganjar tersebut terbantahkan. Sampai dengan Rabu (9/2/2022) pagi, polisi menangkap sedikitnya 63 warga yang sebagian besar adalah anak muda Wadas. “(Total) 63 orang yang tertangkap. Paling banyak anak muda,” ujar warga Wadas tak ingin disebutkan namanya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Ia mengatakan, 63 warga tersebut ditangkap saat aparat melakukan pengepungan dan penyisiran di Desa Wadas. Penangkapan itu juga dilaporkan tanpa upaya negosiasi dan langsung diseret ke mobil.
“Proses penangkapannya itu enggak ada kayak tanya, negosiasi itu enggak ada. Langsung dibawa ke mobil,” ujarnya.
Ia juga memperkirakan proses penangkapan tersebut masih akan terus berlanjut hingga esok. Sebab, hingga kini aparat dilaporkan masih berada di lokasi. “Masih ada penjagaan (dari) kemarin. Belum pada pulang. Yang ada malah nambah,” ungkapnya.
Berdasarkan laporan terkini, listrik di Desa Wadas sejak Selasa (8/2/2022) sore juga padam. Warga menduga aliran tersebut sengaja dimatikan agar mereka kesulitan mengisi baterai telepon genggam.
“Handphone pada mati, ini saya harus cari-cari power bank. Sengaja biar tidak bisa komunikasi keluar,” ujar warga lainnya. [wip]