(IslamToday ID) – MUI turut bersuara mendesak PBB turun tangan menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina.
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas mengatakan gesekan politik antara Rusia dan Ukraina membuat masyarakat Indonesia cemas. Menurutnya, selain memakan korban jiwa, peperangan itu juga akan berdampak pada perekonomian dunia.
“MUI mendesak PBB dan lembaga-lembaga dunia lainnya untuk turun tangan mencegah terjadinya permusuhan dan peperangan yang berkelanjutan di antara kedua negara tersebut,” kata Anwar seperti dikutip dari CNN Indonesia, Sabtu (26/2/2022).
Ia mengatakan masyarakat jelas tidak mengharapkan dampak buruk yang ditimbulkan peperangan Rusia dan Ukraina.
Menurutnya, penyelesaian konflik Rusia dan Ukraina melalui jalur politik dan perundingan lebih berdampak baik bagi masyarakat sipil dan militer kedua negara serta penduduk dunia.
Menurut Anwar, jika perang tak lekas dihentikan, negara-negara besar lain seperti China dan Amerika Serikat (AS) tidak akan tinggal diam.
“Amerika dan sekutu-sekutunya serta China dan negara-negara yang ada di kelompoknya di pihak lain tentu juga tidak akan tinggal diam,” ujarnya.
MUI lantas mengajak semua pihak agar menemukan tindakan nyata yang bisa menjadi solusi atas konflik bersenjata negara bekas Uni Soviet itu.
Menurutnya, hal ini harus segera dilakukan guna mencegah korban jiwa yang berjatuhan semakin banyak dan situasi dunia kian memburuk.
“MUI mengimbau PBB dan lembaga-lembaga serta masyarakat dunia lainnya untuk sesegera mungkin bertindak bagi mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan,” ujar Anwar.
Konflik antara Ukraina-Rusia kini sudah mencapai tahap genting. Api krisis itu membara usai Putin mengumumkan invasi ke Donbas pada Kamis (24/2/2022) dini hari.
Pertempuran antara pasukan Rusia-Ukraina pun tak bisa terhindarkan dan menimbulkan korban jiwa. Hingga kini, tercatat ada 57 orang yang tewas, dan 169 lainnya mengalami luka-luka.
Perang terus memanas. Rusia telah merangsek masuk dan menguasai reaktor nuklir Chernobyl. Setidaknya tiga ledakan besar dilaporkan kembali terjadi pada pagi ini. [wip]