(IslamToday ID) – Di media sosial khususnya Twitter berkembang narasi turunkan Jokowi dengan tagar #TurunkanJokowi dan #GoodbyeJokowi yang seolah-olah itu adalah tuntutan mahasiswa yang akan menggelar aksi besar-besaran pada Senin (11/4/2022).
Drone Emprit dalam analisanya di media sosial pada 3 sampai 8 April 2022 menyatakan tuntutan Jokowi turun bukan berasal dari mahasiswa. Tuntutan itu disebut dari “penunggang demo mahasiswa”.
“Dari analisis Drone Emprit tampak jelas bahwa tuntutan ‘Jokowi turun’ itu berasal dari sebuah klaster yang secara intensif mengangkat tagar itu, disertai meme, poster, dan video yang mendorong dan mendukung rencana aksi demo mahasiswa, namun dengan narasi yang berbeda dengan narasi demo mahasiswa,” tulis Founder Drone Emprit Ismail Fahmi di akun Twitternya @ismailfahmi, Ahad (10/4/2022).
Ia menyebut sejumlah influencer yang menggaungkan tagar turunkan Jokowi itu seperti @cybsquad_, @PecanduKretek, @Android_AK_47, @akunkelima212, dan @abu_waras.
“Gambar yang paling banyak dishare adalah sebuah poster ajakan ‘Turunkan Jokowi’ yang mencatut nama BEM SI, diposting oleh @Android_AK_47. Meski postingan telah dihapus, namun datanya masih bisa diambil oleh Drone Emprit,” tulis Fahmi lagi.
“Emosi yang dibangun di klaster ini adalah ‘fear’ atau ‘ketakutan’. Bahwa demo 11 April 2022 nanti akan mengerikan sehingga Jakarta harus ditutup,” tambahnya.
Fahmi kemudian menyarankan kepada mahasiswa agar menggunakan tagar sendiri untuk membedakan tuntutannya dengan tuntutan yang menunggangi.
“Misal gunakan tagar #TolakTundaPemilu, #KajiLagiUUIKN, #StabilkanHarga, #UsutMafiaMinyakGoreng, #SelesaikanKonflikAgraria, dan #TuntaskanJanji,” tulis Fahmi.
Menurutnya, mereka yang ingin menunggangi dengan narasi lain, biasanya enggan mengangkat narasi itu. “Berhati-hatilah dengan narasi dukungan di media sosial, jangan sampai kemudian aksi mahasiswa dibajak untuk kepentingan lain,” pungkasnya. [wip]