(IslamToday ID) – Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando diketahui sempat terlibat keributan dan adu mulut dengan beberapa pengunjuk rasa yang merupakan emak-emak sebelum akhirnya mengalami pengeroyokan.
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, tampak beberapa emak-emak mengerubungi Ade dan memaki dosen komunikasi UI itu.
“Buzzer, buzzer, bulan puasa! Munafik, pengkhianat, penjilat! Sadar kamu, sadar, bulan puasa!” teriak emak-emak itu kepada Ade.
Ade hanya tersenyum mendengar makian terhadap dirinya tersebut. Sesekali ia membalas, “Apa kamu, apa kamu?”
Beberapa orang pengunjuk rasa dan mahasiswa pun berusaha menenangkan keadaan. Namun, situasi pun memanas, Ade mulai dikerubuti sejumlah orang.
Beberapa orang di sekitar mencoba menyelamatkan Ade dan menjauh dari kerumunan tersebut. Namun di tengah jalan, massa yang tidak diketahui dari mana tersebut mulai memukuli Ade.
Dalam sebuah video yang beredar, Ade lebih dulu dipukul dari belakang oleh seorang pria bertopi. Setelah pukulan pertama itu, beberapa orang lainnya ikut mengeroyok Ade.
Sang aktivis menerima pukulan secara bertubi-bertubi dari berbagai sisi. Tampak satu orang yang coba menghalau aksi pengeroyokan dengan memegangi Ade, tapi upaya itu gagal.
Ade dikeroyok hingga tersungkur ke aspal. Bahkan, celana yang dikenakannya sampai terlepas. Tampang para pengeroyok Ade terlihat jelas dalam video berdurasi 21 detik itu.
Insiden pengeroyokan terhadap Ade berlangsung sekitar 10 menit. Polisi yang mendengar ada keributan segera membelah kerumunan dan berusaha menyelamatkannya.
Seorang perwira polisi kemudian memberanikan diri memasuki kerumunan dan mencegah aksi main hakim sendiri itu. Ternyata, sosok perwira polisi itu adalah Wakapolres Metro Jakarta Pusat, AKBP Setyo Koes Heryatno.
Dikutip dari Warta Kota, Setyo mendekati kerumunan dan segera menggendong Ade untuk dibawa menjauh dari lokasi. Namun saat Ade digendong, massa tetap melempari botol dan batu ke arah pegiat media sosial itu.
Barisan polisi juga berusaha melindungi Setyo yang tengah menyelamatkan Ade. “Minggir-minggir, kasih jalan, kasih jalan,” tuturnya.
Ade pun dievakuasi ke dalam area kompleks parlemen. Tampak wajahnya babak belur hingga mengeluarkan darah saat dievakuasi.
Sebelum terjadi insiden tersebut, Ade memang mengikuti demo 11 April di kompleks DPR. Ia juga menolak Jokowi tiga periode.
Ade mengaku tak berniat ikut dalam aksi unjuk rasa bersama mahasiswa. Namun, ia mendukung aspirasi BEM SI yang menolak wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
“Saya tidak ikut demo. Saya mantau dan ingin mengatakan saya mendukung,” katanya di lokasi demo. [wip]