(IslamToday ID) – Ketua Umum HMI Cabang Surakarta Komisariat Muhammad Iqbal, Andi Dwi Saputro menyoroti berlarut-larutnya persoalan minyak goreng yang tak kunjung terselesaikan. Ia pun mendesak agar Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mundur dari jabatannya karena telah gagal mengatasi persoalan ini.
“Mendag harusnya mengundurkan diri karena tidak mumpuni dan tidak becus dalam mengatasi gejolak harga minyak goreng,” katanya, Rabu (13/4/2022).
Ia mengatakan, selain mahalnya minyak goreng, harga-harga kebutuhan pokok lainnya juga satu per satu menyusul naik. Terutama saat menjelang Ramadan kemarin dan kini mendekati lebaran.
“Sampai sekarang belum ada solusi, malah semakin carut marut soal minyak goreng ini. Saya menduga ada permainan mafia. Cuma yang terungkap di media hanya mafia-mafia kecil, seperti kasus penimbunan di sejumlah daerah. Tapi kalau mafia besar belum ditemukan,” ungkap Andi.
Selain mafia, ia menduga ada andil kuat dari para pemangku jabatan dan pengusaha besar yang bermain demi keuntungan pribadi. “Kemendag sendiri telah gagal untuk bertindak menstabilkan harga, sehingga yang muncul hanya kebijakan bantuan langsung tunai (BLT),” ujarnya.
Andi menyebut BLT ibarat hanya sebuah paracetamol yang hanya mendinginkan sesaat dari gejolak harga minyak goreng. Padahal penyebab dari mahal dan langkanya minyak goreng belum teratasi.
“Kemudian BLT itu, banyak saya temui di masyarakat penyalurannya tidak tepat sasaran. Mereka-mereka yang dinilai mampu malah mendapatkan duit subsidi dari pemerintah ini,” ungkapnya.
Program BLT juga membuka peluang bagi praktik korupsi, terutama di jajaran paling bawah. Dan ini menjadi indikasi akan lemahnya pengawasan dalam penyaluran BLT. “Saya dulu menemui adanya potongan saat pembagian BLT baik dari tingkat kelurahan maupun kecamatan,” katanya.
Ia menambahkan, mahalnya harga minyak goreng sangat memukul perekonomian para pedagang kaki lima dan kalangan kelas menengah ke bawah. “Bagi pedagang terutama pedagang gorengan itu cara menyiasatinya dengan menaikkan harga jual gorengan, dan ini jelas berpengaruh dengan daya beli masyarakat,” pungkasnya. [wip]