(IslamToday ID) – Kota Solo tengah mengembangkan sektor industri halal yang dari hari ke hari potensinya semakin besar. Sebagai percontohan pertama, Pemkot Solo tengah membangun Kampung Kauman sebagai tempat pengembangan sektor kuliner halal dan kearifan lokal.
Kampung Kauman terletak persis di sebelah barat Masjid Agung Surakarta dan masuk wilayah Kecamatan Pasar Kliwon. Lokasinya sangat strategis karena juga dekat dengan Pasar Klewer dan Keraton Surakarta Hadiningrat.
Untuk mengembangkan potensi kawasan kuliner halal Kampung Kauman, Pemkot mengandeng Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
“Pemerintah Kota Solo terus membangun citra kota sebagai destinasi wisata kuliner halal yang diharapkan dapat memberi nilai tambah dan daya saing produk lokal,” kata Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka seperti dikutip dari Republika, Jumat (13/5/2022).
Lebih lanjut ia menekankan pentingnya penguatan kapasitas UMKM dalam pengembangan kawasan kuliner halal. Semakin banyak UMKM yang terlibat akan meningkatkan persaingan antar pelaku usaha, sehingga berdampak pada terciptanya iklim perekonomian daerah yang kompetitif.
Kampung Kauman menjadi pilot project dari program pengembangan sektor kuliner halal berbasis budaya yang diharapkan dapat menjadi percontohan bagi daerah lainnya.
Selain sebagai pusat kuliner, Kampung Kauman juga diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat pemberdayaan dan pengembangan ekosistem usaha halal di Solo dan sekitarnya.
Gibran berharap agenda peluncuran ekosistem tersebut dapat menjadi wadah edukasi kepada masyarakat tentang wisata kuliner halal di Kampung Kauman. Dalam agenda ini setiap mitra strategis menyampaikan komitmennya untuk mendukung program pengembangan UMKM sektor kuliner melalui kontribusi konkret sesuai dengan tugas dan kapasitas masing-masing.
Sementara, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman (PKWBK) Solo Gunawan Setiawan mengatakan, sesuai visi dan misi PKWBK, ia berharap agar UMKM di Kauman naik kelas serta bisa ikut andil di semua bidang, terutama di bidang perekonomian.
“Kauman ini kan berada di tengah kota. Dekat Keraton Surakarta, Pasar Klewer, Masjid Agung, dan sebagainya. Jadi lokasinya sangat strategis. Kalau Kauman hanya sebagai penonton, akan sangat eman,” katanya seperti dikutip dari Solopos.
Ia mengakui para pelaku usaha kuliner di Kauman masih banyak membutuhkan pendampingan dan pelatihan. Terutama dalam hal perizinan serta pengembangan usahanya.
“Warga kami pintar masak, hasilnya juga enak, tapi informasi mengenai perizinan belum lengkap. Hasilnya daya jual tidak bisa jauh. Hanya untuk lingkungan sekitar saja,” katanya.
Ia mengatakan, dari 79 pelaku usaha yang ada, belum semuanya memiliki izin serta sertifikat halal. Karenanya, ia berharap ke depan produk dari Kauman berizin dan bersertifikat halal.
Soal industri halal ini, Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah peluang yang bernilai multi triliunan dolar AS. Bukan hanya di Indonesia, tetapi juga secara global dimana tingkat spending umat muslim di dunia bisa mencapai hingga 1,9 triliun dolar AS, dan kurang lebih sekitar 60 persennya merupakan sektor makanan dan minuman halal.
Di samping itu, sektor kawasan makanan dan minuman juga merupakan salah satu yang sangat besar di Indonesia, dimana 36,4 persen dari PDB Indonesia itu dikontribusikan oleh sektor makanan dan minuman.
Pahala melihat hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan. Terutama dimulai dari kawasan kuliner halal di Kauman Solo yang diharapkan juga bisa dikembangkan ke wilayah-wilayah lainnya.
“Dan juga bukan hanya di wilayah Kota Solo saja, tetapi juga kepada kawasan-kawasan lainnya, karena Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa di mana terdapat sekitar 5.300 makanan asli Indonesia yang kita harapkan bisa kita kembangkan menjadi kuliner halal yang bukan hanya bisa dijual di Indonesia, melainkan juga bisa diekspor ke negara-negara lainnya,” kata Pahala. [wip]